Rumah Kreatif BUMN/PLN Bali, Inspirasi Wirausaha Muda | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 18 August 2018 16:06
Arief Wibisono - Bali Tribune
KREATIF - Kunjungan Siswa SMN ke Rumah Kreatif Denpasar BUMN (RKB) di Denpasar, Jum'at (17/8).
BALI TRIBUNE - Guna memperkenalkan dunia usaha sejak dini, Sebanyak 23 siswa dari berbagai SMA di Kalimantan Timur yang mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara (SMN), Jumat (17/8) diajak mengunjungi Rumah Kreatif Denpasar BUMN (RKB)  yang dikelola PLN Bali di Jalan Sesetan, Denpasar. Para siswa ini juga diedukasi mengenai program-program RKB Denpasar yang dikelola PLN Bali serta diajak untuk menjadi wirausaha muda.
 
Para siswa juga diajak melihat berbagai produk UKM (Usaha Kecil Menengah) binaan RKB PLN Bali. Diantaranya ada songket tenun dan kain endek dari berbagai daerah di Bali, kain indigo, produk kipas, boneka dari rotan dan kayu. Ada juga produk yang kepeng yang dilebur menjadi berbagai produk kesenian. Termasuk juga kuliner dan oleh-oleh khas Bali seperti pia susu.
 
Made Dwija Arsa perwakilan BUMN Bali dari Hotel Indonesia Natour mengatakan program SMN di Bali ini merupakan rangkaian acara BUMN  Hadir untuk Negeri yang melibatkan tiga BUMN yakni  PT Jiwasraya, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Hotel Indonesia Natour. Dalam SMN ini ada semacam pertukaran pelajar. Dimana puluhan siswa dari Bali juga dikirim ke Kalimantan Timur dan sebaliknya. "SMN ini menambah wawasan kebangsaan dan wawasan sosial serta pertukaran budaya. Ini juga untuk meningkatkan kewirausahaan di kalangan pelajar," tambahnya.
 
General Manager PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa  dalam sambutannya yang disampaikan Manajer Distribusi PT PLN Distribusi Bali, Eko Mulyo berharap peserta SMN bisa mengenal program RKB yang dikelola PLN Bali. Termasuk agar ada minat menjadi wirausaha misalnya menjadi pelaku UKM.
 
 
 
Sementara itu Manajer Bidang Komunikasi Hukum dan Administrasi PLN Distribusi Bali Ferial Maricar menambahkan RKB PLN Bali sengaja juga mendatangkan salah satu pelaku UKM binaan RKB PLN Bali yakni Putu Gede Andika Prayatna Sukma. Ia merupakan owner industri uang kepeng Kamasan Bali bahan panca datu. "Kami mengajak siswa melihat langsung produk UMK khas Bali. Sekaligus langsung mendengarkan testimoni dari pelaku UKM binaan RKB agar siswa  berminat jadi pengusaha. Tidak bermimpi lagi jadi PNS," ujarnya.
 
Salah satu siswa peserta SMN, Tony Ajis Saputra mengaku senang dan bangga  bisa belajar langsung di RKB tentang produk UKM Bali.  Siswa SMA N1 Penajam Pasir Utara, Kaltim ini   pun berharap program SMN terus berlanjut.
 
Seperti diketahui, program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) pertama kali diluncurkan tahun 2015. Program ini merupakan program tahunan Kementrian BUMN, sebagai bentuk apresiasi dan kepedulian BUMN dalam rangka "BUMN Hadir untuk Negeri/ BHUN".
 
 
 
Listrik Desa
 
Sehari sebelumnya, Kamis (16/8) GM PT PLN Distribusi Bali (Persero), Nyoman Suwarjoni Astawa meresmikan Listrik Desa (LisDes) di Banjar Blandingan, Desa Pengejaran, Kintamani, Bangli. Disebutkan masyarakat dusun tersebut sudah bertahun-tahun tidak menerima listrik langsung dari PLN dan terpaksa menarik listrik (over spanning) dari keluarga atau saudara di desa yang jaraknya mencapai 2km. "Namun kini mereka bisa tersenyum bahagia, pasalnya melalui program Listrik Desa (LisDes) PLN kini masing masing rumah tangga yang berjumlah sekitar 40 KK sudah bisa menikmati listrik sendiri," ujar Astawa sembari menambahkan, secara ekonomi dengan hadirnya listrik di Desa Pengejaran bisa membantu masyarakat secara ekonomi disamping memenuhi kebutuhan rumah tangga.
 
Dalam kesempatan ini pula Astawa juga menyampaikan, berdasarkan data yang dimiliki PLN 35 ribu masyarakat  sudah menikmati listrik tapi dengan cara menumpang. Pihaknya akan mengupayakan hingga akhir tahun ini masyarakat bisa menikmati listrik. "Kalau dari data yang dimiliki rasio elektrofikasi di Kabupaten Bangli sudah hampir 92 persen. Merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh Universitas Udayana jumlah KK versi BPS itu jauh lebih besar daripada jumlah KK sebenarnya yang ada di Kabupaten Bangli," imbuhnya. Sehingga kalau dilihat dari kondisi tersebut jumlah pelanggan yang ada saat ini dibagi dengan jumlah KK berdasarkan survei dan juga Dukcapil yang ada di Bangli itu sebenarnya rasio elektrofikasinya sudah mencapai 92 persen. "Kita berharap tahun ini paling tidak rasio elektrofikasi diatas  92 persen walaupun kenyataannya di lapangan sudah hampir mencapai 100 persen yang menikmati listrik," ucapnya.
 
Ia juga menyampaikan kendala utama yang kerap dihadapi PLN yaitu akses jalan juga topografi daerah yang merupakan daerah perbukitan dimana masyarakatnya hidup di "punguk-punguk" bukit. Belum lagi  satu rumah dengan rumah yang lain jaraknya cukup jauh. "Tiang listrik yang terbuat dari beton ini kan berat, jadi kita butuh akses jalan yang memadai. Tapi kedepannya kita sudah usulkan untuk daerah pelosok bisa menggunakan tiang dari besi yang bisa dipanggul 2 atau 3 orang," kata Astawa memberikan solusi bagaimana masyarakat di pelosok akhirnya nanti bisa menikmati listrik.
 
Ia juga berharap kerjasama dengan semua pihak bisa kiranya menginformasikan di daerah mana yang belum menerima listrik. "Penting bagi kepala desa ataupun kepala dusun menginformasikan ke PLN daerah mana yang belum menerima listrik, pasalnya merekalah yang mengetahui kondisi sebenarnya," katanya menutup.