Saluran Pembuangan Irigasi Ditutup, Petani Mengadu ke Dewan | Bali Tribune
Diposting : 24 April 2018 13:36
Redaksi - Bali Tribune
DPRD
MENGADU - Pekaseh Subak Padang Sigi, Tampaksiring mengadu ke DPRD Gianyar, kemarin.
BALI TRIBUNE - Sektor pertanian sebagai ruang ekonomi rakyat, tidak pernah luput dari permasalahan seiring perkembangan lingkungan. Di Subak Padang Sigi, Desa Pejeng Kawan, Tampaksiring, yang airnya berkecukupan pun tak liput dari kegelisahan, menyusul ditutupnya jalur pembuangan irigasi setempat oleh warga pemilik lahan dan hingga kini belum ada solusi.
 
Keluhan itu diungkapkan oleh  Pekaseh Subak Gede Padang Sigi, Ngakan Putu Danta, saat mengadu ke DPRD Gianyar, Senin (23/4). Di hadapan anggota dewan,  Putu Danta mengatakan saluran pembuangan air irigasinya  ditutup warga yang mengaku pemilik lahan, beberapa pekan lalu.
 
Atas penutupan itu, pihaknya  khawatir akan terjadi genangan  akan menjebol saluran irigasi. Terlebih di saat musim hujan, volume air akan berlipat dengan arus yang deras pula. Atas kondisi itu meraka  berharap agar DPRD Gianyar mencarikan solusi atas masalah mereka.
 
Putu Danta mengatakan, subak yang dipimpinnya tersebut beranggotakan sekitar 450 orang petani, dengan luas lahan 200 hektare lebih. Selama ini, saluran irigasi mereka berada di atas Sungai Petanu. Ketika debit air di saluran irigasi ini terlalu besar, mereka biasanya membuang sejumlah air ke Sungai Petanu, untuk mengantisipasi supaya infrastruktur irigasi mereka tidak rusak atau jebol.
 
Sayang,  saat ini saluran yang menjadi tempat pembuangan air itu ditutup oleh oknum masyarakat, untuk kepentingan pribadi. Karena ha itu, para petani ketakutan, saat musim hujan tiba, air dengan intensitas besar akan menghantam infrastruktur irigasi. Terlebih lagi saat ini kondisi beton saluran irigasi tersebut sudah miring karena termakan usia.
 
Sebelum ke DPRD Gianyar, sejumlah pengurus subak sudah pernah mengajukan keluhan ke Balai Sungai  Bali Penida, namun tidak mendapatkan respon. “Dua minggu lalu, kami sudah mengadu ke Balai Sungai  Bali Penida. Jauh-jauh ke Denpasar, hingg kni belum  ada solusi,” terangnya.
 
Jawaban yang mereka terima, Balai Sungai Bali Penida akan segera menurunkan tim. Tapi hingga sekarang tidak ada. “Kami tidak ingin langsung melayangkan keberatan ke oknum warga itu, takutnya nanti terjadi pertengkaran. Karena itu, kami minta bantuan dewan supaya dicarikan solusi biar tidak ada yang dirugikan,” ujarnya.
 
Anggota DPRD Gianyar Dapil Tampaksiring, Cokorda Gde Putra Pemayun menyambut baik kedatangan krama subak. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Gianyar dan Komisi II DPRD Gianyar, yang membidangi tentang infrastruktur, untuk mencari solusi terkait permasalahan ini.
 
Namun dia menegaskan secepatnya akan menyelesaikannya. “Kami akan turun ke lapangan secepatnya untuk mencarikan solusi. Jika penutupan itu merugikan petani, terlebih fasilitas negara, wajib kami tindaklanjuti,“ terangnya.