Sebarkan Sulteng Bangkit Melalui Promosi Langsung | Bali Tribune
Diposting : 8 December 2018 18:42
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
MENGENALKAN - Table top antara BPW Sulteng dan Bali yang mengenalkan destinasi wisata tak terdampak bencana alam
BALI TRIBUNE - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Dinas Pariwisata Sulteng menggemakan kepada masyarakat luas bahwa industri pariwisata di daerah itu sudah mulai bangkit pasca dilanda gempa dan tsunami pada September 2018 lalu. Plt Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng, Nurhalis Lauselang saat promosi langsung di Sanur, Denpasar menyatakan bahwa promosi ini untuk memberitahukan masyarakat luas jika pariwisata di Sulteng tidak lumpuh. "Promosi ini juga untuk mengubah pemikiran masyarakat, bahwa Sulteng tidak lumpuh dan sekarang sudah bangkit," tegasnya. 
 
Dia mengakui ada wilayah yang terdampak gempa dan tsunami yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala, namun telah direstorasi. Bahkan masih banyak destinasi wisata terkenal di Sulteng yang tidak kena dampak gempa, tetapi ditinggalkan oleh wisatawan. Sebagian wilayah di Sulteng masih layak untuk dikunjungi oleh wisatawan baik dari berbagai negara dan domestik. "Sayang sekali jika daerah yang tidak terdampak ditinggalkan. Pariwisata di Sulteng masih ada memang terkena dampak bencana tapi sebagian kecil dan wilayah lainnya di Sulteng masih layak dikunjungi," jelas Nurhalis dihadapan sejumlah biro perjalanan wisata (BPW) member Asita Bali.
 
Pihaknya meyakinkan para BPW di Bali ini agar kembali percaya diri menjual paket wisata Sulteng dan membawa wisatawan ke provinsi itu. "Agar membantu kami untuk membangkitkan kesan image pariwisata Sulteng," harapnya. 
 
Destinasi yang tidak terdampak ada di 9 kabupaten diantaranya destinasi Pulau Somboris, Megalith Stones, Pulo Dua, Air Terjun Saluopa, Tanjung Karang, Keraton Banggai, Togean Underwater. Destinasi-destinasi tersebut dipromosikan di Bali dengan menghadirkan beberapa BPW. "Bahkan destinasi favorit wisatawan Eropa itu Danau Poso juga tidak terdampak bencana," sebut Nurhalis.
 
Destinasi yang ditawarkan Provinsi Sulteng itu adalah wisata alam dan olahraga bawah laut. Pasca gempa dan tsunami, Nurhalis mengungkapkan memang terjadi penurunan kunjungan wisatawan bahkan banyak yang melakukan pembatalan ke Sulteng. "Dampak pembatalan kunjungan ini bahkan sampai ke Sulawesi Utara. Itu informasi dari agent perjalanan wisata. Pemahaman masyarakat tentang gempa di Sulteng itu akhirnya membawa dampak kepada provinsi lain juga. Ini yang mau kita kembalikan bahwa sebenarnya tidak seperti itu," jelasnya.
 
Destinasi yang terkena dampak bencana masih bisa dikunjungi tetapi hanya untuk melihat jejak dari peristiwa alam itu karena fasilitas pendukungnya pun masih dalam kondisi rusak. Sedangkan untuk kuliner yaitu makanan yang menjadi oleh-oleh khas Sulteng sudah mulai diproduksi, begitu pun dengan kerajinan-kerajinan lainnya. "Kuliner khas Sulteng seperti kaledo dan makanan yang terbuat dari sagu juga sudah bisa dinikmati wisatawan," katanya. 
 
Sebelum terjadinya bencana alam, turis asing yang berkunjung ke Sulteng sebagian besar dari Eropa. Biasanya destinasi yang dikunjungi adalah Kepulauan Togean dan Kabupaten Poso. Khusus untuk destinasi di Kabupaten Poso ini kerap didatangi wisatawan dengan minat khusus menjelajah wisata peninggalan zaman pra sejarah yang terletak di ketinggian serta kehidupan masyarakatnya masih asli. 
 
Pihaknya berharap pada 2019 mendatang kunjungan turis asing ke Sulteng dapat mencapai 2 ribu hingga 3 ribu wisatawan.