Sejak Dua Pekan Langka di Kota Bangli - Diduga Gas Elpiji Dilempar ke Desa-desa | Bali Tribune
Diposting : 9 October 2017 19:28
Agung Samudra - Bali Tribune
elpiji
TURUNKAN GAS - Pedagang gas elpiji keliling sedang turunkan gas elpiji 3 Kg di sebuah pangkalan di seputaran Kota Bangli.

BALI TRIBUNE - Sudah sejak dua pekan warga yang tinggal di seputaran Kota Bangli kesulitan membeli gas elpiji isian 3 Kg. Tidak hanya di warung-warung, bahkan di tingkat pangkalan gas elpiji 3Kg kosong. Diduga langkanya gas elpiji di wilayah Kota Bangli karena adanya permainan.

Pasalnya, di tengah kelangkaan, justru  banyak pedagang gas keliling (kanvas) lalu-lalang, namun mereka lebih memilih melempar gas elpiji ke desa-desa karena harga jualnya lebih tinggi dibadingkan dijual  ke warung-warung seputaran Kota Bangli.

Pemilik pangkalan elpiji 3 Kg, ibu Sari Ayu, mengungkapkan kelangkaan elpiji 3 Kg sudah berlangsung sejak hampir sebulan. Biasanya kalau normal , dia mengaku mendapat pasokan elpiji 3 Kg dari agent dua kali dalam seminggunya. “Sudah beberapa kali saya sempat menghubungi pihak agent PT Intan Ayu namun tidak ada jawaban,” kata Sari Ayu, Minggu (8/10).

Di tengah kelangkaan elpiji 3 KG, Sari Ayu mengaku heran karena justru banyak pedagang gas keliling (kanvas) lewat dengan membawa tumpukan elpiji 3 Kg. “Dari informasi di dapat para pedagang keliling lebih memilih melempar elpiji 3 KG ke desa-desa dibandingkan dijual ke pangkalan atau warung yang ada di seputran kota Bangli, karena harga julanya lebih tinggi,”  sebut ibu asal Banjar Kawan, Kelurahan Kawan, Bangli ini. Paparnya untuk harga elpiji dari agent Rp 17.000/tabung dan dijual dengan harga Rp 18.000/tabung .

Hal senada juga diungkapkan pemilik warung lainya, ibu Jro, kelangkaan elpiji sudah berlangsung sejak dua pekan lebih. Walapun dapat membelielpiji 3 Kg dari pedagang keliling selain harganya lebih tinggi juga jumlahnya dibatasi. Biasanya kata pedagang asal Puri Kangian ini, harga elpiji 3 Kg dibandrol dengan harga Rp17.000/tabung, namun belakangan ini naik menjadi Rp 18.000/tabung. ”Untuk harga jual ke konsumen berkisar Rp 19.000- Rp 20000/tabung,” jelasnya.

Dari informasi yang didapatkan dari pedagang gas keliling, mereka lebih memilih menjual elpiji 3 Kg ke desa-desa karena harga jualnya lebih tinggi. ”Selaku pedagang kami berharap instansi terkait melakukan kontrol terhadap pendistribusian elpiji, karena dampak kelangkaan akan berpengaruh terhadap harga dan yang dirugikan adalah masyarakat,” harapnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan  Kab. Bangli I Nengah Sudibya ketika dikonfirmasi terkait kelangkaan elpiji 3 Kg, Minggu  kemarin, mengatakan pihaknya akan segera turun melakukan monitoring. “Hari ini tim dari Disperindag Bangli akan turun ke agen-agen, untuk mengetahui seberapa banyak jumlah pasokan elpiji setiap harinya untuk Bangli dan di mana saja pangkalan yang mendapat pasokan elpiji,” kata kadis asal Desa Penglipuran , Kubu , Bangli ini.

Dia juga mewarning , jika ada pihak-pihak yang melakukan kecurangan dalam arti melakukan penimbunan dan juga praktik kecurangan dengan mempermainkan harga, maka akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku. “Kita sudah menjalain kerjasama dengan pihak Polres Bangli dalam hal melakukan monitoring pasar, dan jika ditemukan praktek kecurangan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akan kita tindak tegas,” jelas Sudibya.