Senderan Pura Grya Sakti Demulih Longsor | Bali Tribune
Diposting : 27 October 2017 21:27
Agung Samudra - Bali Tribune
LONGSOR - Senderan Pura Grya Sakti Demulih, Banjar/Desa Demulih, Kecamatan Susut, Bangli, longsor, Selasa malam (24/10).

BALI TRIBUNE - Senderan Pura Grya Sakti Demulih, Banjar/Desa Demulih, Kecamatan Susut, Bangli, longsor hingga menutupi akses jalan. Selain itu longsor juga mengakibatkan sebuah pohon beringin tumbang. Selasa (24/10) sekitar pukul 22.00 wita malam hari.

Pantauan dilapangan, Kamis (26/10) tampak beberpapetugas dari BPBD dibantu beberapa warga mengevakuasi pohon beringin tumbang. Untuk mempercepat proses evakuasi pohon beringi itu petugas menurunkan beberpa mesin pemotong kayu. Sementara untuk material senderan yang longsor belum diangkut karena masih menunggu alat berat dari dinas PU.

”Sebelum longsor terjadi siang harinyaturun hujan yang cukup deras, kemungkinan senderan longsor karena kondisi tanah yang labil,” ujar Kelian Banjar Adat Demulih I Nengah Sampun saat ditemui di lokasi. Karena kejadiannya malam hari, maka tidak bisa langsung melakukan proses evakuasi. “Kejadian tersebut langsung kami laporkan, dan baru hari ini tim BPBD melakukan evakuasi,” jelasnya.

Kata tokoh masyarakat Demulih ini, akibat ambrolnya senderan pura dengan tinggi sekitar 15 meter dan n panjang 8 meter itu menghantam pohon beringin yang tumbuh di bawah senderan yang jebol. Akibatnya pohon beringin yang disucikan warga tumbang.

Menyikapi tumbangnya pohon beringin yang saat dilangsungkanya kegiatan upacara Meligia, warga nunas daun beringin di pohon yang tumbang ini, maka telah dilaksanakan upacara pralina pohon beringin yang dilaksanakan Rabu (25/10). Selain itu rencananya besok (hari ini) akan dilaksnakan upacara pecaruan. 

Evakuasai material longsor masih akan mengkoordinasi alat berat ke Dinas Pekerjaan Umum Bangli. “Kalau dilakukan secara manual membutuhkan waktu yang  lama, makanya kami sudah melakukan kordinasi dengan pihak PU untuk bisa mendatangakan alat berat,” ujar I Negah Sampun. Rencanaya untuk pohon beringin yang tumbang akan kita potong kecil-kecil, sehingga nantinya bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar” kayu bakar bisa kita manfaatkan saat meratengan (memasak) ketika dilangsungkanya piodalan di pura,” jelasnya. 

Nengah Sampun mengatakan senderan baru dibangun 8 tahun lalu, diperkirakan karena kondisi tanah labil sehingga mudah longsor. "Kalau nanti perbaikan, harus dibongkar semua, sisi lain senderan sudah retak,” ungkapnya.