Sepanjang 39 Tahun, Sudah 2.903 Kasus HIV/AIDS di Badung | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 30 January 2018 22:33
I Made Darna - Bali Tribune
pelacuran
Kantung lokasi pelacuran di kelurahan Benoa Kuta Selatan saat disegel langsung oleh Bupati. Selain perusak mental masyarakat juga berdampak penyebaran Virus HIV/AIDS.
BALI TRIBUNE - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Badung masih cukup tinggi. Bahkan data kasus secara komulatif dari tahun 1978 sampai Desember 2017 sebanyak 2903 kasus. Yakni AIDS 1.164 kasus dan HIV 1.738 kasus. Kasus terbanyak menimpa kelompok umur produktif, yakni 20-49 tahun sebanyak 90,5%.
 
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung, I Gede Putra Suteja menyatakan, untuk menekan tingginya kasus HIV/AIDS ini pihaknya di Kabupaten Badung telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya adalah dengan menggencarkan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS hingga ke pelosok-pelosok desa. Selain sosialisasi, pihaknya juga telah menyediakan Voluntary Counseling and Testing (VCT) dan seluruh puskesmas di Kabupaten Badung sudah bisa mengakses pengobatan antiretroviral (arv). “Secara akumulatif kasus dari tahun 1987 sampai dengan Desember 2017 sebanyak 2.902 kasus. Terbanyak dari kelompok umur 20-49 tahun sebanyak 90,5%,” ungkapnya dikonfirmasi, Senin (29/1).
 
Suteja mengakui sedikit kesulitan melajak penderita HIV/AIDS, pasalnya tidak semua penderita mau memeriksakan dirinya. Sejumlah penderita yang dinyatakan positif bahkan ada yang memilih berobat ke luar Badung.
 
“Kasus HIV/AIDS tidak bisa by name by address, karena identitasnya sebenarnya tidak boleh diketahui,” kata Suteja.
 
Nah, untuk mengatasi persoalan tersebut, Diskes Badung melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS ke seluruh desa di Badung. Pemkab Badung juga telah memiliki Lembaga Kemprehensif Berkesinambungan dan tenaga di  62 desa se Badung untuk melakukan pendataan. Kemudian juga memiliki  7 LSM.  Tenaga ini bertugas selain mendata warg berisiko HIV/AIDS juga untuk mendata ODHA. “Di tiap desa sekarang sudah ada tenaga khusus untuk mencari dan mendata orang berisiko HIV/AIDS maupun ODHA, ” kata Suteja.
 
Selain menyediakan tenaga di masing-masing desa, seluruh Puskesmas di Kabupaten Badung juga sudah bisa mengakses pengobatan secara antiretroviral  (arv). Selain itu sudah ada alat    Voluntary Conseling and Testing VCT di Puskesmas Kuta I, Kuta II, Puskesmas Abiansemal I, Mengwi I , Kuta Selatan dan di RSUD Mangusada.
 
“Konseling dan mengakses antiretroviral  (arv) sudah hampir bisa di seluruh puskesmas di Badung,” terangnya.