Serangkaian Karya Mamukur Massal, Ribuan Warga Banjar Gede Subagan Ikuti Ritual Nyurat Nama | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 20 October 2018 12:02
redaksi - Bali Tribune
NYURAT - Penasihat Karya Mamukur Massal Banjar Adat Gede Subagan, I Gusti Made Tusan saat mengikuti ritual nyurat.
BALI TRIBUNE - Ribuan masyarakat dari tiga banjar di Desa Adat Pekraman Subagan memadati lokasi peyadnyan karya Mamukur dan Atma Wedana Massal yang digelar oleh Banjar Adat Gede, Subagan, Jumat (19/10) kemarin. Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri bersama sejumlah Kepala OPD di Lingkungan Pemkab Karangasem juga hadir dalam tersebut.
 
Panasihat Karya Mamukur Massal, Banjar Adat Gede, Subagan, I Gusti Made Tusan kepada wartawan, menjelaskan jika upacara kemarin merupakan Upacara Ngajum atau Ngelinggihang Ruh atau Atma ke Puspa untuk selanjutnya diupacarai oleh Ida Pedanda atau Sulinggih yang muput karya. “Untuk Upacara Ngajum ini dipuput oleh dua orang Sulinggih, masing-masing Ida Pedanda Pasuruan dari Gria Sibetan dan Ida Pedanda Gede Oka Kemenuh dari Griya Karang, Subagan,” ungkapnya, sembari menyebutkan jika upacara Mamukur dan Atma Wedana massal ini digelar oleh Banjar Adat Gede namun ada semeton dari banjar lain yang ikut.
 
I Gusti Made Tusan mengaku sangat mengapresiasi terselenggaranya upacara Mamukur dan Atma Wedana yang dilaksanakan secara massal ini. Ke depannya pihaknya akan terus melaksanakan upacara serupa guna membantu meringankan beban masyarakatnya yang kurang mampu secara ekonomi dalam kaitan melaksanakan Yadnya seperti Ngaben dan Memukur Massal seperti ini. Karena memang jika upacara seperti ini dilaksanakan secara pribadi atau sendiri-sendiri biayanya sangat besar.
 
“Untuk upacara Mamukur Massal ini masing-masing sawa hanya dikenakan biaya dua juta rupiah. Tujuannya yang pertama bagaimana kita berbuat kepada leluhur, yang kedua untuk mempererat rasa persaudaraan antar warga serta dengan upacara massal seperti ini diharakan bisa membantu mengurangi beban masyarakat kurang mampu sehingga mereka bisa melaksanakan kewajiban mereka terhadap leluhur,” ucapnya.
 
Upacara Mamukur massal ini sendiri sudah berlangsung sejak beberapa minggu lalu, dmana diawali dengan upacara Ngeruak Karang, Nyukat Karang, Nancep Warung, Pesamuan Krama Lanang hingga Nuur Tirta Sidakarya dan Tirta Empul. Upacara kemudian dilanjutkan dengan Numbas Jejaton Toya, Melaspas Penyucian, Sunari dan Ngadegang Sri, Ngelungsur Tirta ke Pura Besakih dan sejumlah pura lainnya, Ngangget Daun Bingin, Nyurat Nama sampai keupacara Mepapada. Mepandes, Ngeliwet, hingga puncak upacara atau karya yang akan digelar pada 22 Oktober mendatang.