Sesama Warga Sumba Rusuh di Jimbaran | Bali Tribune
Diposting : 20 March 2018 13:47
I Made Darna - Bali Tribune
kamar mandi
Salah satu korban yang terkapar saat ditangani di RS Kuta Selatan.

BALI TRIBUNE - Keributan terjadi di sebuah kos-kosan di Jalan Taman Ambengan Gang Subur Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Senin (19/3) pukul 01.00 Wita kemarin.

Dua kelompok sesama Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat berantam. Akibatnya, empat orang harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami luka serius. Belum diketahui secara pasti penyebab keributan itu, namun dugaan awal lantaran salah paham.

Informasi yang berhasil dihimpun Bali Tribune siang kemarin mengatakan, mereka yang menjadi korban masing-masing bernama Lukas Jamak (18), Melkianus Malo Lende (32), Frans Gono Ate (38) dan Lambertus Adipapa (36). Mereka menderita luka pada sobek pada pelipis, luka lebam pada wajah, mengeluarkan darah pada hidung dan bentol pada kepala. Setelah mendapat penanganan medis, para korban melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Kuta Selatan dengan nomor laporan; LP-B/90/III/2018/Bali/Resta Dps/Sek Kutsel, tanggal 19 Maret 2018.

"Petugas sudah menyisir lokasi kejadian untuk mencari bukti berupa batu bata, kayu dan juga benda keras lainnya yang diduga digunakan oleh para pelaku," ungkap seorang petugas.

Dari hasil introgas terhadap empat korban tersebut, terungkap jika salah satu terduga pelaku bernama Danil Kaka mendatangi dan mengedor kos-kosan Frans Gono Ate. Tidak diketahui secara pasti pemicu terduga pelaku mengedor pintu tersebut. Namun setelah korban keluar, terduga pelaku justru pergi ke kamar kosan rekannya Melkianus Malo Lende, sebaliknya korban menuju kamar mandi. Setelah balik dari kamar mandi, terduga pelaku Danil Kaka tersebut menganiaya seorang penghuni kos-kosan bernama Melkianus Malo Lende tersebut. Tidak hanya itu saja. Rekannya, Lukas Jamak juga dipukul menggunakan kayu. Mendapati keributan itu, Frans Gono kemudian bergerak menuju ke kamar kosan yang menjadi sumber keributan untuk melerai. Tapi ia justru menjadi korban pemukulan oleh terduga Danil Kaka. Melihat kejadian itu, korban Lambertus Adipapa mendapati hal yang sama saat hendak menjadi penengah. Korban terakhir ini dipukul tepat pada mulut, dagu dan dahi kiri robek. “Kejadiannya sangat cepat. Yang korban ini ada yang tidak tahu apa-apa tapi dipukul. Karena niat mereka ini untuk melerai,” terangnya.

Diduga kuat motif keributan itu lantaran salah paham antaran terduga pelaku dengan penghuni kos-kosan para korban. Usai mengelar pesta tuak di seputaran lokasi, terduga pelaku bersama rekannya terlibat saling lempar batu dengan penghuni kos-kosan itu. Aksi tersebut berujung pada penggeledahan dan kamar kosan dan penganiayaan. “Sumber masalahnya si Danil Kaka dan rekan-rekannya diduga mabuk dan melempaari lokasi. Ya, ujung-ujungnya mereka menyerang dan menganiaya empat orang korban ini. Satu mobil yang sedang parkir di lokasi juga mengalami lecet akibat terkena batu," paparnya.

Anggota Sat Reskrim Polsek Kuta Selatan yang menerima laporan keributan itu mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi korban yang menderita luka. Sementara terduga pelaku dan rekan-rekannya sudah kabur. Usai korban mendapatkan penanganan medis, langsung dibawa ke Polsek Kuta Selatan untuk dimintai keterangan. “Kita juga sudah mengintrogasi mereka dan saat ini masih memburuh para pelaku. Kita sudah sisir kos-kosan para terduga yang ada di seputaran lokasi tapi sudah kosong. Kita masih memburuh mereka," ujar petugas kepolisian yang tidak mau namanya dikorankan ini.

Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Nengah Patrem, SH membenarkaan prihal insiden keributan itu. Pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk menangkap dalang aksi. Anggotanya sedang di lapangan untuk mengorek sejumlah informasi perihal insiden yang menyebabkan empat orang menderita luka itu. “Masih dalam penyelidikan. Keterangan saksi korban dan saksi lainnya sudah kita gali. Kita masih mengejar pelaku,” ujarnya singkat.