Diposting : 3 July 2018 23:47
Agung Samudra - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Hampir setahun lebih ruas Jalan Tandang Buana Sari di Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani putus. Putusnya akses jalan tersebut dampak dari bencana alam yang terjadi bulan Februari 2017. Putusnya akses jalan tersebut menyulitkan petani memasarkan hasil pertaniannya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles , Senin (2/7). Kata Komang Carles, putusnya jalan menyulitkan akses ekonomi masyarakat. Pasalnya kendaraan roda empat sulit masuk sehingga untuk memasarkan produksi pertanian berupa jeruk warga terpaksa “mekajang”.
Hal ini tentunya menjadi beban tersendiri bagi petani, karena mereka mengeluarkan biaya tinggi untuk mengangkut jeruk mereka. Karena saking lamanya jalan tersebut tidak tersentuh perbaikan, kini badan jalan berubah menjadi semak belukar. ”Jangankan kendaraan, manusia saja tidak bisa melewati akses jalan tersebut,” keluh Komang Carles.
Ia mengku mendukung program hotmik untuk ruas jalan kabupaten yang dicanangkan bupati. Namun sayang dalam perjalananya program tersebut tidak menggunakan skala prioritas. “Justru banyak jalan menuju obyek wisata yang belum dihotmik dan kondisinya sudah hancur,” kata Komang Carles
Ia mencontohkan kondisi jalan Penelokan – Payang, Kintamani. Padahal di salah satu sisi anggaran untuk hotmik ada yang menggunakan dana PHR yang nota bene untuk menunjang pariwisata. Kondisi jalan menuju obyek wisata dan atau desa wisata yang hancur jelas berdampak pada jumlah kunjungan. “Kalau akses jalanya hancur,wisatawan enggan untuk datang ,sementara Bangli mengandalkan PAD darai sektor pariwisata,” sebut Carles.
Di tempat terpisah, Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum Bangli Ida Bagus Suandi mengatakan untuk ruas jalan Tandang Buana Sari memang kondisi rusak ,dan ditahun ini belum tersentuh perbaikan. “Kita rancang ditahun 2019 jalan tersebut bisa diperbaiki, masih ada beberapa ruas jalan kabupaten belum tersentuh hotmik,” jelasnya.
Menurut IB Suandi panjang ruas jalan kabupten 905 Km, dan yang sudah dihotmik 583,240 Km atau 64,39% dan yang belum dihotmik 322,572 Km atau 35,61% . Sementara jika mengacu kondisi ruas kabupaten kata IB Suandi , kondisi jalan rusak terbesar di Kecamatan Kintamani yakni 35,61 % disusul kecamatan Bangli 29,61 % ,kecamatan Tembuku 19,36 % dan Kecamatan Susut 10,21 %.” Untuk perbaikan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran yang ada,” sebutnya.