Simulasi Pemilu, Ditemukan Sejumlah Kendala | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 10 April 2019 13:37
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bali Tribune/ TEKEN MOU – Kejaksaan Negeri Singaraja dan Pemkab Buleleng menandatangani MoU terkait pengelolaan dana desa.
balitribune.co.id | Negara - Proses penghitungan suara Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) Rabu (17/4) depan dipastikan akan berlangsung hingga tengah malam. Pasalnya, pada Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara yang digelar KPU Kabupaten Jembrana Selasa (9/4) di TPS 3 Kantor Perbekel Budeng, Kecamatan Negara, penghitungan suara berlangsung alot lantaran petugas KPPS masih mengalami sejumlah kendala teknis.
 
Simulasi yang digelar kemarin memang diseting sama persis dengan pelaksanaan saat hari pemungutan suara Rabu depan. Yang membedakan hanyalah kertas surat suara saja. Kendati desain dan ukurannya sama dengan kertas surat suara asli, namun surat suara simulai tidak menggunakan nama dan foto peserta pemilu.
 
Dalam simulasi kemarin untuk Pilpres digunakan gambar siluet hitam serta tanpa nama pasangan calon dengan nomor urut yang berbeda. Begitupula untuk kertas surat suara DPD digunakan gambar dan nama buah-buahan. Sedangkan untuk kertas surat suara legislatif hanya menggunakan nama buah saja. Pengamatan pada saat pemungutan suara, dari 273 pemilih di TPS 3 ini yang hadir sebanyak 217 pemilih.
 
Tampak sejumlah pemilih usia lanjut (manula) kesulitan saat melipat kembali kertas surat suara setelah mencoblos. Mereka mengaku kertas surat suara terlalu lebar sehingga sulit dilipat kembali seperti semula.
 
Salah soerang pemilih, Nyoman Sirpa (70) mengaku membutuhkan waktu cukup lama untuk melipat kertas surat suara. “Saat melipat agak susah. Surat suaranya seperti kertas koran,terlalu besar,” ujarnya.
 
Begitupula yang diakui NI Wayan Mari (74). Ia harus berulang-ulang untuk bisa melipat kertas surat suara tersebut. “Melipat terakhir kesulitan, sampai tiga kali ngulang. Di awal bisa tapi pas melipat kendala karena surat suaranya lebar,” ungkapnya.
 
TPS ini juga terdapat pemilih tambahan yakni I Ketut Udi Prayudi yang juga Anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Provinsi Bali.
 
Komisioner KPU Divisi Teknis, I Ketut Adi Sanjaya mengatakan dari sisi kehadiran memang maksimal dan mencapai 80 persen. “Sempat di awal kewalahan karena semuanya datang bersamaan sehingga membludak. Antusiasme warga luar biasa walau hari kerja,” ujarnya. 
 
Namun ia mengakui kendala dialami pemilih manula. Ada sekitar 20 pemilih manula dan mereka bisa sampai 9 menit di bilik. Beberapa bantu sesuai prosudur. Sedangkan yang pemilih biasa hanya sampai 3 menit. Begitupula saat melipat kembali kertas surat suara, diakuinya banyak yang mengalami kesulitan. Bakan saking berbedanya pemilu serentak kali ini dengan pemilu sebelumnya, diakui banyak PPS dan KPPS termasuk peserta pemilu di luar undangan yang sengaja datang untuk menyaksikan simulasi ini.
 
Sedangkan untuk penghitungan suara, hingga pukul 21.00 Wita masih berlangsung penghitungan suara untuk DPRD provinsi. Menurutnya masih ada kendala yang dihadapi saat penghitungan suara.
 
“Sebenarnya salah satu alasan kami gunakan TPS 3 Budeng karean KPPSnya paling siap, tapi masih terjadi kendala teknis, cara penghitungan dan penulisan di form C1 plano karena dibacakan berulang dan bolak-balik dan masih bingun saat memasukkan ke sampul,” jelasnya.
 
Untuk Pilpres penghitungan hingga 2 jam. Sedangkan untuk DPD dan DPR RI rata-rata mebutuhkan waktu 1 jam. “Dari simulasi ini kami harapkan dapat gambaran bagimana saat pemungutan suara sebenarnya yang tinggal seminggu lagi. Kami akan lakukan evaluasi atas kendala yang terjadi saat simulasi ini,” tandasnya.