SMKN 2 Sukawati Tangani Pencegahan Kanker secara Paripurna | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 30 September 2016 15:18
redaksi - Bali Tribune
pendidikan
PEMBINAAN – Salah satu kegiatan pembinaan pencegahan kanker di SMKN 1 Sukawati.

Gianyar, Bali Tribune

SMKN 2 Sukawati terus menggenjot kemampuan dirinya di bidang pemahaman tentang kanker. Bahkan siswa berlatih membuat makanan sehat, Kamis (29/9). Lanjut membuat makanan/minuman herbal pencegah kanker.

Selama ini mereka hanya tahu bahwa ada makanan yang berbahaya namun mereka tidak tahu dan tidak pernah mencoba bagaimana membuat makanan yang sehat namun enak. Selain praktek membuat makanan sehat, para siswa juga diajarkan tentang membuat makanan/minuman herbal pencegah kanker yang dibina olehTim Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Gianyar.

Kegiatan ini merupakan persiapan dalam menghadapi penilaian lomba Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna (PKTP) tingkat Provinsi pada bulan Oktober  mendatang. Dimana  SMKN 2 Sukawati  meriupakan wakil Kabupaten Gianyar. “Siswa diajarkan membuat minuman dari daun sirsak, mengkudu dan daun sirih. Seperti diketahui bahwa jenis-jenis daun tersebut mempunyai khasiat sebagai pencegah kanker,” terang Kepala Sekolah SMKN 2 Sukawati, I Gusti Ngurah Made Umbara.

Disebutkan, praktek-praktek seperti itu memang selalu dikedepankan,  agar para siswa tidak hanya memahami secara teori saja. Namun bisa membuat langsung makanan yang sehat dan berfungsi sebagai pencegah kanker. “Pada kesempatan itu para siswa  dilatih simulasi pencegahan terhadap bahaya kanker servik dan koor dengan tema lagu pencegahan kanker,” jelasnya.

Ketua YKI Cabang Gianyar Ny. Surya Adnyani Mahayastra yang hadir pada pembinaan tersebut mengatakan, selain mengadaan pembinaan pada para siswa. YKI Cabang Gianyar juga menghadirkan dokter spesialis dr.A.A Raka Budayasa,S.POG untuk memberikan pelayanan IVA pada anggota PKK Desa Batubulan dan guru perempuan di SMKN Sukawati. Dari 41 orang yang mendapat pelayan IVA terdeteksi satu orang yang terindikasi IVA positif. Namun ini bukan kanker servik, hanya baru gejala awal dan sudah mendapat penaganan langsung.

Menurut Ny. Adnyani Mahayastra, inilah tujuannya mengapa YKI rutin mengadakan pemeriksaan IVA, agar seandainya ditemukan gejala, bisa ditangani lebih dini.  Selain itu, pemeriksaan IVA yang dilakukan saat pembinaan PKTB bisa memberikan dampak positif para para siswa sekolah. Mereka jadi bisa melihat langsung pemeriksaan IVA dan dapat bertanya langsung pada dokter yang hadir pada kesempatan itu. “  Kita ingin para siswa ini tahu sejak dini tidak hanya teori, namun ada tahapan-tahapan pencegahan kanker. Paham teori, bisa menjaga dengan pola hidup sehat dan rutin pap smear/IVA ),” jelas Ny. Adnyani Mahayastra. Dengan melihat langsung pap smear/IVA, para siswa bisa termotivasi untuk melakukan IVA jika sudah saatnya.