Soal UN SLB di Negara Tanpa Huruf Braiile | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 23 April 2019 22:42
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/Ketut Devi Agustina yang menjadi satu-satunya peserta ujian nasional di SLB Negeri Jembrana harus didampingi lantaran soal yang dikerjakan tidak menggunakan huruf Braille.

balitribune.co.id | NegaraDari puluhan siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Jembrana, hanya satu siswa yang memenuhi syarat untuk mengikuti ujian nasional. Bahkan satu siswa yang mengikuti ujian nasional ini adalah penyandang disabilitas tuna netra. Kendati mengalami kekurangan penglihatan, namun soal yang dikerjakan oleh siswi ini tidak menggunakan huruf Braille sehingga mengalami kesulitan membaca soal sehingga harus ditemani guru pengawas.

Siswa SLB Negeri Jembrana sejak Senin (22/4) lalu juga mengikuti ujian nasional tingkat SMP, berbeda dari sekolah pada umumnya yang jumlah peserta ujiannya hingga ratusan siswa, di SLB Negeri 1 Jembrana ini jumlah peserta ujian nasional hanya satu orang. Berdasarkan data yang diperoleh pada satuan pendidikan khusus yang berada dibawah Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali ini, dari total 28 siswa tingkat akhir setingkat SMP, hanya satu orang siswa yang dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti ujian nasional. Sedangkan 27 siswa lainnya tidak dapat mengikuti ujian nasional.

Mereka ini dinyatakan tidak memenuhi syarat lantaran menyadang tuna grahita. Satu-satunya peserta ujian nasional di sekolah yang beralamat di Jalan Sedap Malam Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara ini adalah Ni Ketut Devi Agustina. Siswi kelahiran 11 agustus 2002 sejak Senin lalu sudah menempuh ujian nasional. Kendati siswi asal Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara ini tergolong penyandang disabilitas tuna netra, namun soal yang dikerjakannya adalah soal teks biasa tanpa huruf Braille sehingga ia mengalami kendala dalam menjawab soal ujian yang diberikan oleh pengawas ujian.

Bahkan seluruh soal yang diterima pihak SLB Negara tidak ada yang menggunakan huruf braille yang biasa dipelajari siswa tuna netra di sekolah ini. Sehingga selama ia mengerjakan soal ujian harus didampingi dan dibantu oleh seorang guru pengawas ujian. Kepala SLB Negeri 1 Jembrana, Made Ngurah Adi Bhagiartha dikonfirmasi Selasa (23/4) mengakui ujian nasional tahun pelajaran 2018/2019 ini disekolah yang ia pimpin hanya diikuti oleh satu orang siswa yang dinyatakan memenuhi syarat mengikuti ujian nasional.    “sekarang siswa SLB yang mengikuti ujian hanya satu anak tuna netra” ujarnya.

Pihaknya mengakui siswi yang menjadi satu-satunya peserta ujian nasional tersebut mengalami kendala dalam menjawab soal ujian. Menurutnya siswi yang mengalami kekurangan penglihatan ini selama ini pembelajarannya menggunakan huruf Braile, namun soal ujian nasional yang diterima dan dikerjakan saat ujian nasional ini menggunakan teks biasa. Ia pun mengakui sisiwinya itu harus dibantu oleh guru maupun pengawas ruangan untuk membacakan soal ujian. “Kendala yang dihadapi ia adalah anak kekurangan penglihatan, tetapi soal ujiannya tidak menggunakan soal-soal dengan huruf braille” ungkapnya.

Kendati sola yang dikerjakannya tidak menggunakan huruf Braille seperti yang dipelajarinya selama menempuh pendidikan di SLB Negeri 1 Negara, namun siswi yang disekolahnya akrab disapa Ketut Devi ini tetap antusias dan optimis dalam menjawab soal walaupun tidak seperti disekolah lainnya, selama mengerjakan soal harus didampingi oleh guru maupun pengawas. Hanya satu alasan yang memotivasi anak penyandang disabilitas tuna netra ini semangat mengikuti ujian nasional yakni agar ia lulus dan dapat melanjutkan kejenjang selanjutnya dengan mendapatkan nilai yang bagus.