Status Gunung Agung Masih Awas | Bali Tribune
Diposting : 3 January 2018 19:33
Redaksi - Bali Tribune
Gunung Agung
RAKER – Menteri ESDM, Ignatius Jonan saat memimpin rapat kerja bersama seluruh dirjen di kementeriannya, Selasa (2/1) di Pos Pengamatan Gunung Agung.

BALI TRIBUNE - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignatius Jonan tiba-tiba menggelar rapat kerja bersama seluruh dirjen di kementerian yang dipimpinnya, Selasa (2/1) di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem. Salah satu yang menjadi materi rapat, yakni soal status Gunung Agung.

Sayangnya Ignatius Jonan tidak berkenan memberikan keterangan pers kepada wartawan yang sudah menunggu hingga berjam-jam dan mendaulat Wamen ESDM, Archandra Tahar bersama para dirjen yang hadir untuk memberikan keterangan pers. Terkait dengan status Gunung Agung, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar mengatakan jika sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi kendati dalam beberapa hari terakhir memang ada penurunan.

“Jadi sampai saat ini status Gunung Agung masih dalam level awas, dan memang sejak satu minggu yang lalu tidak lagi terlihat seperti tanggal 23 November 2017 lalu. Dari sisi deformasi tidak lagi terjadi deformasi pada bentuk Gunung Agung,” ujar Rudy Suhendar.

Berdasarkan hasil pencatatan deformasi, kata dia, hingga kemarin menunjukkan stagnan atau sudah mulai stabil. Dari seismesitas berdasarkan data yang terekam oleh seismograf di pos pengamatan Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, maupun di Dusun Batu Lompeh Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, dari sisi kegempaan memang pada mulanya mengalami peningkatan, kemudian terjadi letusan yang agak besar pada akhir November 2017, sebelum kemudian mengalami penurunan.

Kemudian juga sempat terjadi lagi beberapa letusan dan terakhir terjadi letusan yang tidak terlalu besar pada Senin (1/1) malam. Dimana kata dia, dampak hujan abu juga sampai ke Pos Pantau Gunung Agung.

“Dalam rapat tadi Pak menteri sudah meminta kepada kami semua di PVMBG yang ada di Badan Geologi untuk melakukan evaluasi lagi dan tentunya setiap minggu kita lakukan evaluasi. Nah, dari sisi ancaman memang masih ada ancaman lontaran material,” tegasnya.

Sedangkan dari sisi terbentuknya kubah lava, menurut pengamatan PVMBG kubah tersebut masih sepertiganya terisi. Untuk itu pihaknya akan melakukan evaluasi lagi dalam beberapa hari ke depan guna menentukan status Gunung Agung tersebut lebih lanjut.

Ketika ditanya apakah kemungkinan status bisa turun, pihaknya menegaskan kemungkinan itu bisa saja, tergantung dari kondisi aktivitas vulkanik dalam kawah Gunung Agung.

“Kalau nantinya dalam evaluasi kami ke depan aktivitas vulkanik trennya mengalami penurunan, pasti kita juga akan melakukan penurunan status,” tandasnya.

Sedangkan soal dibukanya kembali aktivitas pariwisata di Pura Besakih, pihaknya enggan terlalu jauh menanggapinya. Tapi menurutnya, rekomendasi dari PVMBG itu jelas yakni tidak boleh ada aktivitas pada zona berbahaya radius 8-10 kilometer.

“Mengenai risiko bahaya, kami dari PVMBG tetap bahwa yang memiliki risiko itu di radius 8-10 kilometer. Namun terkait adanya aktivitas seperti wisata di zona itu kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, namun pasti ada risiko bahayanya kalau terjadi apa-apa. Untuk pengurangan in case kami akan cepat memberikan informasi jika ada hal-hal tertentu,” pungkasnya.