Stok Pangan Aman Selama Lebaran 2017 | Bali Tribune
Diposting : 17 June 2017 15:55
Arief Wibisono - Bali Tribune
TPID
TPID Provinsi Bali saat melakukan kordinasi di Kantor KPw BI Bali menjelang Hari Raya Idul Fitri 2017.

BALI TRIBUNE - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Ni Wayan Kusumawathi, memastikan harga pangan stabil. Selain itu ketersediaan pangan juga dijamin. Ia mengungkapkan, perkembangan harga dari awal Juni hingga saat ini masih stabil.

“Tidak ada yang mengalami gejolak harga sampai naik 10 persen dan tidak ada yang turun sekali,” tuturnya saat Obrolan Santai BI Bareng Media (OSBIM), Kamis (15/6). Menurutnya, berdasarkan pengalaman lebaran sebelumnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali selalu melakukan langkah-langkah antisipatif, terutama yang terkait dengan distribusi dan pasokan menjelang Idul Fitri dan setelahnya.

“Dari pantauan di tiga pasar yaitu Pasar Kreneng, Badung dan Nyanggelan, harga beras medium Rp 9.500/kg, beras premium Rp 10.000/kg-Rp 11.000/kg, gula pasir sesuai dengan HET (harga eceran tertinggi) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan yaitu Rp 12.500/kg, minyak goreng curah tanpa merk Rp 10.800/liter, minyak goreng kemasan Bimoli Rp 16.000/liter. Harga kebutuhan pokok cenderung masih stabil,” sebutnya.

Selain itu, ia memastikan persediaan bahan pangan cukup sampai dengan tiga bulan. Antara lain, ketersediaan beras 223.000 ton lebih, sedangkan kebutuhan per bulan 34.000 ton, sehingga ketahanan sampai 6 bulan ke depan. Ketersediaan gula pasir 15.750 ton, sedangkan kebutuhan hanya 5.000 ton sehingga cukup untuk 3 bulan ke depan. Ketersediaan minyak goreng 13.280 ton sedangkan kebutuhan hanya 3.375 ton, sehingga sampai 3-4 bulan ke depan.

“Tepung terigu, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, kedelai, bawang merah, bawang putih ketersediaannya untuk sampai 3 bulan ke depan,” ujarnya seraya menambahkan, komoditi tersebut ada di gudang Bulog dan di Bali ada 15 distributor besar. Langkah lain yang dilakukan adalah tetap berkoodirnasi dengan Disperinda seluruh Indonesia terutama Jatim dan NTB.

“Kita lakukan kordinasi antr provinsi untuk beberapa komoditas seperti dngan Jatim dan NTB. Kalau dari Jatim seperti minyak goreng dan komoditas pabrikan, sedangkan dari Tambora, D NTB seperti Gula,” imbuhnya. Dikatakan pula pihaknya juga melakukan kordinasi intens antar instansi terkait, memantau harga setiap hari di tiga tempat di Denpasar yaitu Pasa Kreneng, Badung dan Nyanggelan.

Di kabupaten/kota dipantau oleh tim pemantau harga disperindag kabupaten/kota dan melakukan pengawasan ke distributor mengenai ketersediaan dan distribusi semua berjalan lancar. Sementara, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali mencatat meningkatnya inflasi pada Mei 2017 terutama didorong kelompok administered prices seperti angkutan udara dan tarif listrik.

Kemudian tarif angkutan udara menyumbang andil inflasi 0,08 persen. Kepala BI KPw Bali, Causa Iman Karana, mengatakan, target inflasi Bali hingga akhir tahun 2017 sekitar 4 persen. Sementara itu, target inflasi hingga Juni 2017 adalah 0,36 persen dengan inflasi tahun lalu di periode yang sama 0,34 persen.