Tak Miliki JKN KIS, Pasutri Miskin Bingung Biaya Berobat Anak | Bali Tribune
Diposting : 9 January 2018 20:17
Khairil Anwar - Bali Tribune
pengobatan
TERBARING - Gosita yang terbaring di ruang ICU RSUD Buleleng, ditemani kedua orangtuanya yang bingung memikirkan biaya pengobatan.

BALI TRIBUNE - Di tengah gencarnya pemerintah dengan program pemberian bantuan untuk rakyat miskin, di Buleleng masih terdengar rintihan warga miskin yang tak mampu bayar biaya rumah sakit. Seperti yang dialami pasutri Kadek Budiasa (29 th) dengan Kadek Ayu Sudarmi (29 th), warga Dusun Alasangker, Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini terpaksa mengemis untuk mendapatkan biaya pengobatan anaknya yang terbaring diruang ICU RSUD Buleleng. Putra kedua mereka, yakni Kadek Gosita Dharmaputra, dirawat sejak Kamis (4/1) lalu akibat menderita infeksi paru-paru.

“Kartu JKN KIS yang saya miliki hanya berlaku untuk saya sedang untuk anak dan istri saya belum punya,” keluh Budiasa, Senin (8/1), saat berada di ruang ICU RSUD Buleleng. Sakit yang diderita putranya,mengharuskan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. ”Saya tidak bisa berbuat apa-apa demi kesembuhan anak saya dengan terpaksa harus dirawat di sini (rumah sakit, red),” imbuhnya.

Gejala awal sakit puttranya ditandai gejala demam panas dengan suhu tubuh meningkat sejak Senin (1/1) lalu. Sebagai langkah awal ia mengajak puranya ke doketr umum untuk mendapat perawatan. Namun, tak urung membaik justru menunjukkan gejala semakin parah. ”Kemudian saya dirujuk untuk membawa anak saya ke rumah sakit dan di diagnose kalau didalam paru-parunya ada air sehingga terinfeksi,” sambung pekerja buruh toko ini.

Sejak putranya masuk ICU RSUD Buleleng, Budiasa mengaku memutar otak untuk mendapatkan biaya  seperti yang diminta pihak rumah sakit.Terlebih JKN KIS yang dia punya hanya berlaku untuk dirinya. ”Anak saya terdaftar sebagai pasien umum karena tidak memiliki kartu jaminan kesehatan. Anak saya terpaksa terdaftar menjadi pasien umum karena tidak ada pilihan,” katanya.

Sebelumnya, Budiasa mengaku telah berusaha untuk mendapartkan kartu BPJS Kesehatan pada Kamis (4/1) lalu. Namun, aturan di BPJS Kesehatan tidak memungkinkan kartu dapat digunakan sebelum masa aktivasi 14 hari sejak di daftarkan. ”Masih menunggu lama sedang biaya pengobatan sudah berproses,” ujarnya.

Akibat kondisi itu, Budaias mengaku dalam kondisi sulit. Bahkan ia mencoba untuk meminta bantuan ke Kepala Dusun Alasangker agar bisa dibuatkan Kartu KIS Mandiri. Namun upaya itu gagal karena dirinya terlebih dahulu terdaftar di KIS Mandiri. ”Akhirnya karena di BPJS sudah daftar dan diproses saat mengurus KIS Mandiri tidak bisa dan  terpaksa anak saya tidak pakai jaminan apapun,” ujar Budiasa.

Kini Budiasa mengaku pasrah dan hanya bisa berbuat sekuat tenaga dengan segala acara agar biaya berobata anaknya bisa diatasi. ”Perbekel Desa Alasangker ikut membantu dengan  mencarikan donatur untuk biaya pengobatan. Saya hanya berharap, bisa diringankan biaya, juga sudah ada beberapa relawan sempat datang,” harapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara membenarkan merawat pasien bernama Kadek Gosita.Menurut Budiantara, hingga Senin (8/1) biaya yang harus ditanggung pasien sebanyak Rp 8,8 juta. ”Pasien atas nama Kadek Gosita Dharmaputra dari Alasangker masuk sejak tanggal 4 Janurai 2018. Untuk biaya sementara menurut billing sistem sampai hari ini (kemarin, red) sebesar Rp 8,8 juta lebih.Pasien ini masuk pasien umum tanpa memliki jaminan kesehatan apapun,” terangnya.