Tama Tenaya: Bali Harus Siaga 1 | Bali Tribune
Bali Tribune, Selasa 19 Maret 2024
Diposting : 10 August 2017 19:20
San Edison - Bali Tribune
Ketut Tama Tenaya
Ketut Tama Tenaya

BALI TRIBUNE - Seorang anggota Brimob Polda Bali menjadi korban penganiayaan dan penyerangan di Hotel Ayana, Jimbaran, Selasa (8/8). Bukan itu saja, senjata api serta 30 peluru milik sang Brimob juga dirampas oleh pelaku yang hingga kini masih misterius.

Kondisi ini memicu kekhawatiran banyak kalangan. Apalagi, pelaku penyerangan dan perampasan senjata sejauh ini belum ditangkap. Yang paling ditakutkan, pelaku ini justru dari kelompok radikal dan akan memanfaatkan senjata hasil rampasan tersebut untuk melakukan penyerangan.

"Penyerangan terhadap anggota Brimob ini harus segera terungkap. Apakah ini dilakukan oleh kelompok radikal atau malah ada motif lain. Jangan membuat masyarakat resah," ujar Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali Ketut Tama Tenaya, di Denpasar, Rabu (9/8).

Politikus asal Tanjung Benoa itu mengingatkan, peristiwa penyerangan anggota pasukan elit polisi itu merupakan warning bagi Bali. Ini membuktikan bahwa Bali sesungguhnya belum benar-benar aman.

"Ini bukti Bali tidak aman. Saya selalu warning, jangan sampai kita terlena. Ingat bahwa kita hidup dari pariwisata, dan kuncinya ada pada keamanan. Kalau keamanan kebobolan, maka Bali akan habis," tegas Tama Tenaya.

Tak sekedar waspada. Politisi PDIP ini juga meminta agar Bali ditetapkan siaga satu, menyusul belum ditemukannya pelaku penyerangan. Ia khawatir, setelah personel polisi bisa diserang, justru markas kepolisian yang akan dibobol setelah ini.

"Ini kejadian sudah luar biasa, karena pelaku berani menyerang Brimob dan merampas senjata. Hati-hati, bisa-bisa besok markas yang diserang dan senjata dirampas. Kita mau apa kalau seperti ini. Karena itu Bali harus siaga satu," tandas Tama Tenaya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Sugawa Korry, mengakui bahwa peristiwa penyerangan anggota Brimob ini memang menjadi indikasi kelengahan aparat. Seharusnya, hal seperti ini tidak boleh terjadi, apalagi korbannya pasukan elit.

"Ke depan ini tidak boleh terulang lagi. Peristiwa ini membuktikan bahwa, kita lengah. Jangan sampai ini terulang lagi ke depan," pungkas Sugawa Korry.