Tanpa Wisman Cina, Pariwisata Gianyar Tetap Optimis | Bali Tribune
Diposting : 26 January 2020 22:35
Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune/ CINA - Kunjungan wisatawan Cina mendominasi kunjungan ke Bali.
balitribune.co.id | Gianyar - Setelah virus SARS dan MERS, kini dunia wisata Bali kembali digoyang dengan mewabahnya virus corona jenis baru, yakni Novel coronavirus (2019-nCov) yang berasal dari Wuhan, China. Ironisnya, wisatawan Cina masuk urutan kedua yang berkunjung ke Bali, khususnya di Gianyar. Pelaku wisata di Gianyar mulai was-was, karena, belajar dari kasus sejenis sebelumnya, hampir semua negara mengeluarkan  travel warning untuk melindung warganya.
 
Dari catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar, dalam kurun beberapa tahun ini, Cina menjadi pemasok wisatawan terbesar di Bali. Sepanjang tahun 2019 lalu, Cina menduduki posisi kedua yang berwisata ke Bali, yakni lebih dari 1,1 juta jiwa. Namun, kini setelah Negara Cina yang saat ini mengalami kondisi darurat karena virus corona, dipastikan akan menyebabkan jumlah wisatan Cina menurun yang kemudian berembet pada negara-negara lainnya. terlebih lagi, ada informasi bahwa mulai  27 Januari 2020 ini, pemerintah Cina akan menyetop aktivitas pariwisata warganya. Baik wisata internasional maupun domestik. 
 
“Wabah virus, sangat sensitif di dua pariwisata di bandingkan musibah bencana alam sperti gunung meletus,” ungkap Ketua BPC PHRI Kabupaten Gianyar Pande Mahayana Adityawarman alias Adit Pande, Minggu (26/1).
 
Disebutkan, selama Cina memiliki pengaruh secara kuntiti pada kunjungan wisatawan di Bali. Setelah adanya virus corona ini, diyakini  akan berdampak pada jumlah kunjungan ke Bali. Namun kondisi tersebut, secara spesifik tidak berpengaruh terhadap pariwisata Gianyar.  Sebab selama ini, parwisata Gianyar lebih banyak dikunjungi wisatawan dari Benua Eropa dan Australia. Berdasarkan data PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, sepanjang tahun 2019, wisatawan Australia kembali menduduki posisi teratas kunjungan di Bali, yakni lebih dari 1,2 juta jiwa disusul Cina sebanyak 1,1 juta jiwa.
 
Jika terjadi penurunan besar atas kunjungan wisatawan Cina, yang terdampak hanya daerah pariwisata Bali selatan, seperti Kuta, Badung. Sebab selama ini, wisatawan Cina memilih Badung sebagai tempat menginap. Sementara di Gianyar sendiri, marketutamanya  bukan China namuan lebih ke wisatawan Eropa dan Australia.
 
Meskipun wisatawan Cina tidak begitu besar di Gianyar, Adit berharap wabah corona segera berakhir. Pihaknya mengimbau supaya pemerintah Cina, jika wabah tersebut telah berakhir, melakukan filterisasi pada warganya yang akan berwisata ke luar negeri. Terkait prediksi akan merosotnya kunjungan wisatawan Cina dalam beberapa bulan ke depan, Adit insan pariwisata supaya tidak hanya bertumpu pasatu satu market besar.