Target PAD Harus Realistis dan Rasional | Bali Tribune
Diposting : 21 September 2016 11:38
Arief Wibisono - Bali Tribune
Ekonomi
Made Santha

Denpasar, Bali Tribune

Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali, Made Santha, Selasa (20/9), mengatakan, pertumbuhan pendapatan Provinsi Bali hingga triwulan ketiga tahun 2016 tidak seirama dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Jadi bisa dikatakan ada kesenjangan yang tidak terlalu berimbang, misalkan tahun 2015 triwulan I dan II kita naik sampai dengan angka 6 persen, namun di tahun 2016 ini, kenaikan tidak bisa sekian,” ujarnya. Menurut dia, pada triwulan II 2015, pihaknya memasang target PAD 45 persen dan, capaiannya 48 persen. Pada tahun berikutnya, pihaknya kembali pasang target 45 persen, namun target yang dicapai hanya 45,54 persen saja.

“Jelas ini kecil sekali, hampir kenaikannya itu tidak seimbang dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya,” katanya. Mernurut dia, Agustus 2016 tidak pergerakan PAD lambat sekali. Melihat fenomena ini, khusus untuk kendaraan bermotor Santha menilai daya beli masyarakat untuk kendaraan bermotor tidak begitu menggembirakan. “Kalau dikorelasikan dengan prognosis pendapatan nasional, bisa ditarik simpul adanya perlambatan perekonomian,” ujarnya.

Dia berharap dalam mengantisipasi kondisi tahun 2017, Santha berharap lebih rasional dalam menentukan target PAD. “Saya garis bawahi ada kata rasional. Artinya, harus lebih rasional dalam membuat prognosis pendapatan daerah dan semua mesti dihitung secara realistis menghitung potensi. Kalau target PAD kita semula Rp3,39 T, namun realisasinya hanya Rp3,1 T, artinya target PAD tahun 2017 mesti dikisaran 3,1 tadi, jangan lagi berasumsi target akan lebih dari itu untuk kondisi sekarang,” tegasnya.

Menilik kondisi yang ada, Santha mengaku tidak berani membuat perkiraan pendapatan. Santha menhgatakan agar jangan berandai andai mengenai kemungkinan naiknya pertumbuhan kendaraan bermotor . Hal ini beresiko, kata dia, dan itu bisa dilihat dengan defisitnya APBD sebesar Rp598 M. “Jangan terlalu optimis dalam situasi sekarang, saya sendiri sebenarnya tidak berani berasumsi, lebih baik kita realistis saja. Caranya, kita cukup menggunakan data 2016 saja, karena dengan data 2016 kalau dibandingkan dengan data 2015 jelas sudah terjadi kesenjangan pertumbuhan. Poinnya, tidak ada korelasi yang sejalan,” lugasnya lagi.

Senafas dengan penyampaian Gubernur Bali pada Raperda Provinsi Bali pada Senin (19/9), Santa mengatakan perlambatan ekonomi baik makro ataupun mikro merupakan penyebab lambatnya serapan pendapatan daerah, yang berujung pada defisit anggaran. “Namun demikian berbagai upaya akan kita genjot, kita tidak akan menyerah. Kita akan ciptakan kemandirian Bali dalam aspek fiskalnya, potensi yang ada akan kita garap optimal,” tutup Santha dengan semangat.