Tebing Pura Uluwatu ‘Dijarit’, Pemkab Badung Gelontorkan Rp 30 Miliar | Bali Tribune
Diposting : 13 February 2019 21:45
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/ ULUWATU – Demi keamanan wisatawan, Pemkab Badung melalui Dinas PUPR siap ‘menjarit’ dinding Pura Luhur Uluwatu yang dikabarkan retak.
 
Bali Tribune, Mangupura - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung sedang membuat kajian untuk ‘menjarit’ dinding Pura Luhur Uluwatu, di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan yang diisukan retak. Pemkab Badung siap mengelontorkan anggaran Rp 30 miliar untuk pekerjaan tersebut.
 
Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba menjelaskan, untuk penanganan keretakan dinding Pura Uluwatu, pihaknya saat ini masih melakukan tender untuk membuat manajemen konstruksi (MK). Kemudian setelah ada penetapan MK, pihak MK ini akan menyusun semacam desain konsep. Desain konsep ini yang nanti untuk menjadi bahan tender desain and build. Artinya, kontraktor yang memenangkan tender proyek ini yang akan mendesain sekaligus membangun.
 
“Setelah ada pemenang tender, kontraktor ini terlebih dahulu kerjanya mensurvei kondisi eksisting, kemudian dia mendesain dan dari kondisi desain itu baru diajukan ke kita sebagai owner dan kalau sudah di setujui baru dikerjakan,” ujarnya saat ditemui di Gedung Dewan, Selasa (12/2).
 
Surya pun menargetkan bahwa penguatan dinding Pura Uluwatu harus sudah tuntas diakhir tahun 2019. “Kita belum tahu berapa lama (pihak kontraktor) membuat desainnya. Yang jelas Desember ini harus sudah tuntas dikerjakan,” kata Surya.
 
Sejauh ini, lanjut mantan Kabid Jalan dan Jembatan ini, meski ada tanda keretakan, namun jenis dan besar retakan belum pernah diketahui. Makanya pihaknya sebelum melakukan penanganan harus ada test terlebih dahulu. 
 
“Kita kan belum tahu seberapa berat keretakannya. Nanti ada alat yang mengukur berapa dalam retaknya. Apakah memang keretakannya sampai tembus, atau hanya rongga dari bantuan besar diapit dua bantuan kecil, kemudian di dalamnya ada batuan besar lagi. Jadi kita belum tahu, tapi secara teknis penanganannya sudah ada,” tegasnya.
 
Yang jelas, kata dia, bila melihat konstruksi penguatan tebing di luar negeri, keretakan seperti itu biasanya akan ditangani dengan cara ‘dijarit’. Artinya, bebatuan yang retak akan dijarit kembali sehingga tidak bisa lepas. “Yang jelas nanti modelnya seperti dijarit pakai seling. Seling ini kuat, hanya ada di luar negeri. Makanya harganya mahal,” papar Surya sembari menyebut konstruksi seperti ini sudah lumrah digunakan di Eropa dan Jepang.
 
Sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan akan seperti apa penanganan tebing Pura Uluwatu. Pasalnya, masih menunggu hasil kajian. “Tunggu saja. Yang pasti sudah kita siapkan anggaran sekitar Rp 30 miliar,” pungkasnya.
 
Sementara berdasarkan laman website LPSE Kabupaten Badung, khusus untuk  tender manajemen konstruksi penguatan dinding tebing Uluwatu dianggarkan sebesar Rp 1,4 miliar.