Tekan Penyebaran DBD, Bupati Artha Gencar Lakukan Fogging | Bali Tribune
Diposting : 11 April 2016 17:01
habit - Bali Tribune
FOGGING - Bupati Artha kembali melakukan fogging, kali ini di Lingkugan Sri Mandala Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Minggu (10/4) pagi.

Negara, Bali Tribune

Bupati Jembrana I Putu Artha makin gencar melakukan pengasapan (fogging) di sejumlah wilayah yang rawan nyamuk berbahaya aedes aigipty sebagai upaya konkrit menekan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Setelah melakukan fogging di wilayah Kelurahan Lelateng beberapa waktu lalu. Minggu (10/4) pagi, Bupati Artha kembali melakukan fogging. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Lingkugan Sri Mandala Kelurahan Dauhwaru Kecamatan Jembrana.

Fogging yang bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa selain dilakukan langsung Bupati Artha juga diikuti oleh Asisten Ketataprajaan I Made Sudiada, bersama petugas fogging dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana. Selokan dan halaman rumah warga di Lingkungan Sri Mandala, Dauhwaru diselimuti asap yang mengepul akibat fogging yang dilakukan. Hal ini dilakukan Bupati lantaran kasus DBD di Jembrana mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan mencatat sejak Januari hingga awal April 2016 sudah mencapai 256 kasus.

Bupati Artha mengajak masyarakat untuk semakin sadar dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, melakukan pencegahan pengembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah. “Sederhananya lakukan 3 M yaitu menguras, menutup, mengubur potensi sarang nyamuk, termasuk abatenisasi. Ini penting dilakukan di rumah tangga, sebagai upaya pencegahan.” jelas Artha. Dinas Kesehatan diminta lebih giat dalam pencegahan dan penanganan kasus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana dr. Putu Suasta mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan kasus DBD, baik sufatnya promotif seperti edukasi dan sosialisasi, maupun upaya preventif seperti fogging. Selain itu upaya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) untuk membunuh jentik nyamuk sekaligus mencegah nyamuk berkembang biak juga terus dilakukan bersama masyarakat. “DBD bisa terjadi dimana saja, tidak saja di tempat berdomisili. Karena kita tidak bisa membatasi mobilisasi masyarakat saat kasus DBD merebak seperti sekarang ini,” sebutnya.