Terapkan Manajemen Delegasi | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 23 March 2018 00:55
redaksi - Bali Tribune
kelompok
Tjokorta Raka Kerthyasa

BALI TRIBUNE - Menjadi seorang Bendesa Adat sekaligus calon Bupati Gianyar, dalam massa kampanye yang padat kegiatan adat, bagi Tjokorda Raka Kerthyasa bukanlah persoalan.  Baginya, semua orang memiliki peran di berbagai ruang yang harus dilakoni  pada waktu yang sama.  Namun, ketika dilakoni dengan baik,  semau peran itu akan berjalan dengan baik pula.

Tjokorda Raka Kerthyasa menyampaikan itu, usai melaksanakan persembahyangan di Sekretariat DPD Partai Golkar Gianyar, Rabu (21/3). Disebutkan, semua orang memiliki perannya masing-masing  dengan semua tanggung jawabnya. Mulai dari kepala keluarga hingga posisi jabatan sosial lainnya. Namun, untuk melakoni membutuhkan sebuah sistem pendelegasian dalam kontek tidak ada pendustaan.  Maksudnya, kehadiran tidak serta merta harus dijadikan nilai ukur. “Pendelegasian tidak akan mengurangi pemaknaan, asal ada kejujuran,” ungkapnya.

  Cok Ibah menyebutkan, Manajemen Delegasi ini didapatkanya saat mengikuti sebuah seminar di India dan sudah dipraktekkannya  dalam beberapa tahun terakhir. Di bagian awalnya, diakuinya menemui sedikit kendala, karena membutuhkan pengertian masyarakat ataupun orang lain. Syukurnya, seiring waktu berjalan ada pemahaman bersama karena ada  kepercayaan. Namun demikian, kehadiran harus tetap diutamakan meski manajemen itu diterapkan.    Kalaupun tidak sempet pada waktu yang diharapkan, kedatangan menyusul justru akan sangat dihargai darai pada tidak sama sekali. 

Demikian pula di kepemimpinan pemerintahan, manajemen delegasi ini seyogyanya diterapkan dengan jujur untuk membangun kepercayaan masyarakat. Karena posisi seorang pimpinan daerah tidak akan selalu memenuhi  keinginan masyarakat.  Karena itu, saat pendelegasian, harus dijelaskan posisi dan kondisi pimpinan saat itu tanpa rekayasa.  Jika memungkinan, kehadiran yang menyusul tentuantya kan lebih dihargai.  Dan yang terpenting, bagi Cok Iba adalah sebuah kesunguhan  dan ketulusan sorang pemimpin  untuk membangun daerahnya tanpa membeda-bedakan kelompok masyarakat.