Terbang di Atas Kawah Gunung Agung, Drone Aeroterascann Hilang Kontak | Bali Tribune
Diposting : 24 January 2018 16:19
Redaksi - Bali Tribune
Drone
PERSIAPAN - Tim dari Aeroterascann dalam persiapan menerbangkan Drone AI 450 ER sebelum akhirnya drone tersebut hilang di Kawah Gunung Agung.

BALI TRIBUNE - Drone AI 450 ER milik tim Aeroterascann (ATS) Bandung, hilang kontak dengan pengendalinya saat penerbangan mengitari areal kawah Gunung Agung dalam misi pengambilan sample gas hembusan kawah,  Selasa (23/1). Drone yang cukup canggih tersebut membawa sensor multi gas dan mulai terbang pada pukul 10.24 wita pagi kemarin.

Pada awalnya drone yang sebenarnya terisi batray penuh ini tidak terlihat ada masalah dan bahkan sudah berhasil terbang mengitari areal kawah Gunung Agung, namun sayangnya tiba-tiba drone kehilangan kontak dengan pengendali di Lapangan Umum, Kecamatan Selat, Karangasem, saat Drine tersebut berada diketinggian 2854 MDPL, tepatnya 300 meter disebelah tenggara dari Puncak Gunung.

"Saat kehilangan kontak, kemungkinan drone posisinya sekitar 300 meter dari bibir kawah. Nah ketika belok ke arah tenggara kiltinggiannya tiba - tiba turun hingga diketinggian 600 meter hanya dalam beberapa detik," ungkap Seno Sahesnu, anggota tim Aeroterrascan.

Dari pantauan pengendali, sebetulnya pesawat sudah sempat melintas di atas kawah Gunung Agung, dan entah mengapa drone kehilangan daya angkat atau ketinggiannya menurun drastis hanya dalam hitungan detik. Dalam kondisi itu pihaknya mengaku sudah berusaha mengirimkan sinyal perintah balik, hanya saja jeda waktu ketika kehilangan kontak sudaj lebih dari 30 menit sehingga kemungkinan batray drone itu sudah habis. Artinya kemungkinan untuk kembali sudah sangan tipis. 

Lantas mengenai hilangnya drone tersebut, termasuk mengenai besar kerugian yang dialami, pihak perusahaan bersangkutan sudah tidak mempermasalahkannya. Semua sudah menjadi resiko ditengah situasi krisis seperti ini terlebih untuk kepentingan orang banyak," ucapnya.

Disebutkannya juga, jika penerbangan drone kemarin merupakan penerbangan kelima dari drone tersebut, namun sanyangnya penerbangan kemarin menjadi penerbangan terakhir bagi drone AL 450 ER . Padahal persiapan kemarin sudah berjalan sesuai SOP, dan ada kemungkinan penyebabnya karena cuaca buruk. Dipihak lain, Ugan Sain, salah satu staf Geo Kimia PVMBG mengatakan jika sensor multigas yang diterbangkan merupakan satu-satunya sensor dari hasil kerjasama dengan USGS Amerika.

"Mereka kasi satu untuk kita pakai disini, karena hanya satu dan sekarang hilang sementara kita tidak bisa lakukan pengukuran," lontarnya. Untuk itu pihaknya mengaku akan melakukan komunikasi kembali dengan pihak USGS guna meminta bantuan peralatan sejenis yang baru.