Terisolasi Longsor, Prosesi ‘Ngiring Sesuhunan’ Batal | Bali Tribune
Diposting : 2 April 2018 22:50
redaksi - Bali Tribune
jalan
GOTONG ROYONG - Warga gotong royong bersihkan material longsor yang mengisolasi Banjar Satung, Buahan, Payangan, Gianyar.

BALI TRIBUNE - Meski cuaca panas mulai menyentak, guyuran hujan yang tiba-tiba juga masih menimbulkan bencana alam di Gianyar. Hujan dari Sabtu malam mengikabatkan bencana pohon tumbang dan longsor di dua tempat di Payangan, Minggu (1/4). Ironisnya, tanah longsor yang mengakibatkan Banjar Satung, Desa Buahan terisolasi, juga membuat prosesi ‘Ngiring Sesuhunan’ dibatalkan.

Dari informasi yang diterima Bali Tribune, tebing longsor yang menutupi jalan penghubung Banjar Satung dengan Banjar Buahan  sudah terjadi sejak Sabtu tengah malam dan kondisi longsor makin parah pada minggu pagi. Akibatnya, warga Banjar Satung terisolir, malahan warga setempat yang akan “ngiring” sehunan di Pura Rambut Siwi Lungan ke Pura Tangluk, Banjar Susut, batal dilakukan.

Bendesa  Pakraman Satung I Wayan Panggil  didampingi Kelian Dinas I  Nyoman Mudana saat dikonfirmasi,  Minggu (1/4), membenarkan adanya kejadian tersebut. Kata dia,  lokasi tanah di sekitar lokasi memang labil, dan telah sering terjadi longsor. “Kejadian dinihari tadi adalah longsoran terbesar sehingga  material tanah menutup  jalan. Akibatnya, warga Satung sempat terisolir,”jelas Panggil.

Karena jalan tertutup  material tanah, pihaknya terpaksa mengurungkan niat untuk ngiring  sesuhunan di Pura Rambut Siwi lunga ke Pura Tangluk, Banjar Susut, Buahan. Padahal, sebelum kejadian warga telah siap di  Pura Rambut Siwi untuk segera nedunan Ida Sesuhunan. “Karena kejadian ini kami terpaksa batal ngiring seuhunan,” jelas dia.

Kelian Dinas (Kepala Kewilayahan)  Satung I Nyoman Mudana menambahkan, sebelum kejadian memang sempat terjadi hujan deras. Akibatnya, air yang datang dari hulu numplek ke lokasi, yang tanahnya notaben labil. Tidak ayak lagi, tanah sawah yang ada diatas jalan ambrol sekitar 20 meter, yang kemudian menimbun jalan. “Paginya  kami berupaya menyingkirkan material longsor dengan cara manual,” jelasnya.

Atas kejadian ini, Mudana berharap agar intasi terkait di Pemkab Gianyar memberikan perhatian terhadap jalur ini. Mengingat lokasi tanah begitu labil sehingga berpeluang longsor kembali.  Akibat longsoran semalam,  selain menggangu arus lalin, material juga menutup saluran irigasi. “Tanah di sebelah selatan berpeluang ambrol. Ini yang mesti diperhatikan pemerintah agar kejadian tidak terulang lagi,” kata Mudana.