Terjatuh dari Kapal di Selat Bali, Penumpang Asal Sumba Belum Ditemukan | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 6 November 2019 13:19
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ Proses pencarian penumpang kapal asal Sumba yang terjatuh di Selat Bali, kemarin.
balitribune.co.id | Negara - Seorang penumpang kapal penyeberangan terjatuh di perairan Selat Bali Senin (4/11) malam lalu. Penyisiran kini dilakukan oleh Pos Pencarian dan Pertolongan baik dari Banyuwangi maupun Jembrana. namun Hingga Selasa (5/11) malam, korban yang terjadi di wilayah perairan Ketapang, Banyuwangi tersebut belum juga ditemukan. Pihak keluarga kini masih menunggu kabar hasil pencarian.
 
Berdasarkan informasi yang diperoleh Selasa kemarin, salah seorang penumpang KMP Gilimanuk I tenggelam setelah terjatuh saat pelayaran di perairan Selat Bali pada Senin malam. Identitas korban diketahui bernama Dominggus Tongorongo (22), asal Desa Perbobatang, Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
Kejadian terjatuhnya pengguna jasa penyeberangan lintas Jawa-Bali ini terjadi sekitar pukul 20.15 Wita di wilayah perairan Ketapang, Banyuwangi.
 
Saat itu kapal yang ditumpangi korban dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timu menuju Gilimanuk. Korban tercatat sebagai salah satu penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Jawa Indah nomor polisi L 7852 UV jurusan Surabaya-Denpasar. Saat itu korban yang akan pulang ke kampung halamannya melakukan perjalanan bersama kakak sepupunya, Daniel Dengi Rode (23). Keduanya diketahui berangkat dari Jakarta.
 
Kakak sepupu korban, Daniel Dengi Rode mengatakan dirinya  bersama korban yang sebelumnya kerja sebagai buruh proyek di Jakarta, sedang dalam perjalanan hendak pulang kampung ke NTT. Mereka berdua berangkat dengan menaiki bus secara estafet dari Jakarta pada Minggu (3/11) lalu.
 
Sampai di Surabaya, Jawa Timur, keduanya kembali menaiki bus Jawa Indah  dan menyeberang menuju Bali dengan armada KMP Gilimanuk I. Menurutnya, korban memiliki riwayat sakit ginjal.
 
Dalam perjalan tersebut memang sedang dalam keadaan kurang sehat dan sempat mengeluh pusing. Korban selama perjalanan hingga menaiki kapal di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang juga sempat muntah-muntah.
 
“Kondisinya dia memang tidak bagus. Waktu di bus, dia terus istirahat. Sesekali bilang sakit sekali, dan hanya sempat bilang ingin cepat pulang ke rumah,” ujarnya dan menambahkan, saat kapal baru berlayar berangkat dari Ketapang, korban merokok dek tempat penumpang.
 
Namun saat turun kembali ke dek tempat kendaraan, ia mendengar suara benda jatuh ke air. “Begitu saya lihat ke air, ternyata dia yang jatuh, dan teriak-teriak minta tolong,” tuturnya.
 
Saat itu ia bersama penumpang kapal lainnya melaporkan kejadian ini ke Anak Buah Kapal (ABK). Setelah nahkoda sempat beberapa kali memutar balik kapal dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban hingga dilaporkan ke pihak Pos Pencarian dan Pertolongan Banyuwangi. “Saya sudah langsung hubungi keluarga,” ujarnya.
 
Personel Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana bersama Polair Polres Jembrana dan TNI AL kemudian melakukan pencarian, namun korban belum ditemukan.
 
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jembrana, Komang Sudiarsa mengatakan pencarian di hari kedua hasilnya masih nihil. "Hari ini pencarian dimulai dari pukul 06.20 Wita. Tapi sampai sore ini korban belum ditemukan. Kemarin malam juga kami bersama Polair dan TNI AL juga melakukan pencarian," terangnya.