Teroris Sandera Penumpang di Bandara Ngurah Rai | Bali Tribune
Diposting : 18 November 2017 10:47
Redaksi - Bali Tribune
teroris
SIMULASI – Mobil salah satunya rantis yang mengangkut pasukan antiteror tampak memasuki Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang saat itu sedang terjadi penyanderaan menteri oleh teroris.

BALI TRIBUNE - Tiga orang teroris beraksi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Jumat (17/11) pukul 08.00 Wita. Dua orang menteri Indonesia yang datang disambut oleh para pejabat daerah. Selanjutnya diwawancara oleh sejumlah awak media.

Ternyata di antara kerumunan tersebut ada beberapa teroris yang siap melakukan penyanderaan. Seketika dua menteri disandera dan teroris melakukan penembakan membabi buta. Akibat tembakan tersebut, 7 orang meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka. Sementara dua menteri disandera oleh 3 orang teroris dan membawanya masuk ke dalam gedung.

Para teroris meminta tebusan uang Rp 200 miliar dan menyiapkan satu pesawat untuk terbang ke Suriah bergabung dengan ISIS. Bila tuntutan itu tidak dipenuhi maka mereka akan membunuh kedua menteri yang sedang disandera.

Tim negosiator dari Polda Bali ditunjuk untuk melakukan negosiasi. Setelah berkoordinasi dengan GM PT Angkasa Pura, tim negosiasi menyatakan bahwa permintaan teroris dipenuhi. Satu pesawat jet milik pribadi diserahkan kepada teroris. Sementara uangnya sebesar Rp 200 miliar disiapkan dalam mobil dan dibawa oleh petugas.

Saat teroris mengambil uang itulah, anggota polisi dari penembak jitu melakukan penembakan terhadap dua anggota teroris dan satunya berhasil ditangkap hidup-hidup. Itulah simulasi penanggulangan teroris yang digelar Polda Bali di Bandara I Gusti Ngurah Rai, kemarin.

Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menjelaskan, selama ini ada beberapa fakta di mana ada Polres yang diserang oleh kelompok teroris. "Sehingga saya berinisiatif di Bali tidak sampai terjadi, mengeliminir dan melakukan kontra terorisme, dan ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu negara saja tetapi kerja sama antarnegara dengan berbagai macam pendekatan," ujarnya.

Dijelaskan jenderal bintang dua ini, ada yang disebut pendekatan keras, ada pendekatan lunak dan ada yang disebut dengan pendekatan smart approach.

Untuk latihan simulasi penanggulangan terorisme di Bali kali ini, pihaknya menggabungkan beberapa pendekatan sekaligus yang disebut dengan counter disaster managemen prepareness. Hal ini karena di Bali apabila menghadapi trend gangguan teroris sudah bisa menangani. Untuk itu dalam simulasi penanggulang terorisme kali ini, beberapa tokoh yang telah berjasa dalam pemberantasan terorisme diundang.

 Mereka di antaranya para pensiunan Polri seperti Gories Mere, Ansyad Mbai, Makbul Padmanegara, Saud Usman, seluruh satuan antiteror, Densus 88, Polda Bali. "Kita mau melibatkan kerja sama seluruh stakeholder, lintas sektoral, untuk pengamanan Pulau Bali ini," ungkapnya.

Pelatihan ini menunjukkan profesional dengan langkah-langkah yang harus diselesaikan dengan crime scientific system. Bukan hanya sekedar melumpuhkan terorisme, tetapi seluruh manajemen persiapan dilakukan. Apalagi Bali sebentar lagi akan mendapatkan pekerjaan pengamanan untuk IMF dan World Bank, dan Bali menjadi tuan rumah.

 Kerja sama lintas sektoral sangat penting dalam menangani keamanan dan kenyamanan Bali. Dukungan dari seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat dibutuhkan, karena tidak ada satu agama pun yang setuju dengan tindakan terorisme. "Makanya hari ini seluruh tokoh agama kami undang untuk memberikan dukungan memberantas terorisme di Bali," katanya.

Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi latihan penanggulangan terorisme. Ia mengapresiasi kemajuan skill personel, ilmu pengetahuan dan sarana prasarana yang ada. "Kami dulu kantong mayat saja tidak ada. Mayat kita gulung pake kain, pake sprei seadanya. Sementara sekarang sudah sangat maju," ujarnya.

Ia meminta agar seluruh masyarakat Bali selalu waspada dan segera berkoordinasi dengan aparat terkait bila menemukan hal-hal yang aneh di masyarakat.