Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida Rusak Parah | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 7 November 2017 20:30
Ketut Sugiana - Bali Tribune
terumbu karang
PERTEMUAN - Bupati Suwirta gelar pertemuan terkait kerusakan terumbu karang.

BALI TRIBUNE - Banyaknya keluhan dari wisatawan maupun dari masyarakat Nusa Penida terkait banyaknya terumbu karang di perairan Nusa Penida yang rusak parah diatensi Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Terkait Permasalahan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida yang tidak jelas pelestariannya, kembali mendapatkan perhatian dan sayangnya masalah itu hanya jalan ditempat.

Setelah DPRD Klungkung bicara, kini giliran  Bupati Suwirta berang atas bukti kerusakan ini. Untuk itu dirinya mengadakan rapat, Senin (6/11), di ruang rapat Kantor Bupati Klungkung untuk menyikapi polemik di KKP Nusa Penida.

Dalam pertemuan itu, Kepala UPT KKP Nusa Penida I Nyoman Karyawan melaporkan terumbu karang di KKP Nusa Penida yang berwilayah di Mangrove Point telah rusak seluas 18 are atau 1800 meter persegi. Atas dasar itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I Made Gunaja sebelumnya telah mengadakan pertemuan dengan pemilik pengusaha pontoon hingga Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Klungkung, yang hasilnya pengusaha pontoon di lokasi Mangrove Point bersedia untuk melakukan relokasi pontoon dan merehabilitasi ekosistem terumbu karang.

Bupati Suwirta di hadapan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung I Wayan Durma, UPT KKP Nusa Penida, serta Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali menegaskan, Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi. Jangan sampai aset kekayaan yang tidak ternilai ini mengalami kerusakan secara berkelanjutan. Begitu juga terkait Pengalihan Personel, Pendanaan, Saran, Prasarana dan Dokumentasi (P3D) ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali harus segera dicarikan solusi.

"Di mana mangkrak dan mentoknya P3D itu, sehingga nanti tidak ada permasalahan yang tidak terpecahkan dan jangan sampai terus-terusan bicara kewenangan, namun kerusakan terus berlanjut," beber Bupati Suwirta.