Tingkatkan Peran Serta dan Kompetensi Nelayan, Pemkab Badung Berikan Pelatihan Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan dan Wisata Bahari | Bali Tribune
Diposting : 25 April 2018 19:57
I Made Darna - Bali Tribune
Wisata
Wabup Ketut Suiasa membuka Pembinaan dan Pelatihan Keselamatan Berlayar Nelayan dan Wisata Bahari di aula kantor Lurah Tuban yang ditandai dengan pemukulan gong, Selasa (24/4) kemarin.

BALI TRIBUNE - Untuk memberikan perlindungan, sekaligus upaya pemberdayaan bagi nelayan atau penekun wisata bahari di Kabupaten Badung. Pemkab Badung, Selasa (24/4) menggelar Pembinaan dan Pelatihan Keselamatan Berlayar Nelayan dan Wisata Bahari di kabupaten Badung tahun 2018 di aula kantor Lurah Tuban.

Hal tersebut dirasa penting dilakukan, mengingat keberadaan nelayan adalah sebuah peradaban yang diwariskan leluhur dan itu merupakan budaya yang harus dilestarikan, terlebih lagi Indonesia adalah Negara Maritim dan pantai merupakan aset pariwisata di Badung. Sehingga peran serta nelayan menjadi sangat penting, untuk ikut memberikan masukan dalam membuat kebijakan strategis di kabupaten Badung.

"Nelayan ini harus kita proteksi baik dari segi regulasi, kemampuan (skill) mereka sebagai nelayan, dari pengetahuan serta wawasan mereka. Nelayan ini adalah agen kami dalam ikut melestarikan pantai, paling tidak nelayan ini ikut memperhatikan kondisi laut dan permasalahan yang terjadi di laut. Peran partisipatif nelayan ini diperlukan dalam menjaga aset pariwisata kita,"ujar Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa.

Dipaparkannya, melindungi para nelayan dari segi regulasi diimplementasikannya dari Perda Menega (nelayan), yang saat ini masih dibahas. Hal tersebut bertujuan untuk sebagai upaya perlindungan, serta memperjelas kedudukan hukum menega di kabupaten Badung.

Sebab selama ini tidak dipungkirinya masih banyak nelayan di Badung yang seolah terpinggirkan, bahkan cenderung dirugikan. Dimana bentang pantai di Badung sebagian besar terkadang masih saja diklaim oleh pihak penginvestasi.  "Ini adalah upaya untuk bagaimana kita menyelamatkan dan melestarikan aktifitas nelayan, tetapi mereka sendiri bisa bersinergi dan memberikan perkuatan dalam aktifitas pariwisata,"sebutnya.

Pemkab Badung diakuinya senantiasa memberikan pelatihan dan pembinaan bagi nelayan, hal tersebut adalah bentuk pemberian proteksi nelayan dari segi pengetahuan dan pengalaman.


Tujuannya agar mereka tidak lagi hanya mengandalkan suatu kebiasan atau tradisi dalam melakukan kegiatan bernelayan. Sebab saat ini untuk menjadi nelayan itu ada ilmunya, ada tekniknya dan strateginya. Dan itu sudah selayaknya tidak lagi melulu menggunakan teknik konvensional, tapi menggunakan (mengadopsi) teknologi. "Teknologi ini dipakai untuk menambah hal yang berkaitan dengan produksi, tentunya tanpa merugikan lingkungan,"tegasnya.

Pelatihan tersebut juga diakuinya sebagai upaya untuk memberikan proteksi keselamatan kepada nelayan, dalam artian pemberian teknik, pengetahuan dan strategi dalam upaya melakukan upaya penyelamatan dirinya maupun yang lain, karena insiden di laut.

Apalagi saat ini selain sebagai nelayan konvensional, para nelayan juga sudah mampu memanfaatkan ruang dan potensi pariwisata, dengan melakukan aktifitas pariwisata bahari. "Jadi ini harus disinergikan. Antara ruang nelayan konvensional dengan kesempatan pariwisata yang ada. Karena itulah secara bertahap kita lakukan pelatihan-pelatihan,"pungkasnya.


Sementara Kadishub kebupaten Badung, AA Yudha Dharma menerangkan kegiatan tersebut bermaksud untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayaran, serta meningkatkan disiplin dan keselamatan berlayar.

Khususnya bagi para nelayan dan penekun wisata bahari. Dengan demikian para peserta diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kompetensi, dalam menjalankan profesinya. Hal tersebut untuk mendorong peningkatan mutu dan keterampilan mereka dalam mengemudikan kapalnya, serta selalu menjaga ketertiban, keamanan, keselamatan, kelancaran dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan pelayaran laut. "Kegiatan ini rutin sebenarnya dilaksanakan setiap tahun. Mereka kita bagi menjadi dua bidang, yaitu terkait aktifitas nelayan dan wisata bahari. Saat pelatihan, kita juga berikan mereka pelampung masing-masing sejumlah banyaknya peserta,"ujarnya.

Dipaparkannya adapun materi pelatihan yang diberikan selama 3 pelatihan, yaitu dari ranggal 24 April-26 April, adalah terkait UU no 17 tahun 2009 tentang pelayaran. Kemudian pengetahuan mengenai PP No 69 tahun 2002, tentang kepelabuhan.
Pengetahuan tentang keselamatan pelayaran, Pengetahuan tentang tertib berlayar, Pengetahuan tentang rambu-rambu laut dan komunikasi berlayar, serta Pengetahuan tentang pertolongan di laut (sar). Mereka akan dilatih oleh instruktur yang berasal dari Instansi seperti Dinas Perhubungan Provinsi Bali Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa, Distrik Navigasi Denpasar, Badan SAR Denpasar. "Peserta kali ini terdiri dari 80 orang yang terbagi menjadi 2 angkatan, yaitu hari pertama sebanyak 40 orang dan disusul 40 orang tahap kedua.
Kelompok pertama berasal dari kelompok nelayan Kedonganan dan Tuban, sedangkan angkatan kedua dilaksanakan di Tanjung Benoa terkait wisata bahari,"tandasnya.