TRC Denpasar Tangani Titik Banjir, Demi Keselamatan Siswa, Pemkot Upayakan Jam Belajar Pengganti | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 24 January 2018 09:40
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
genangan
Tinjau Genangan - Sekda Kota Denpasar A.AN Rai Iswara saat meninjau langsung proses penanganan genangan di SMPN 6 Denpasar, Selasa (23/1) kemarin.

BALI TRIBUNE - Intensitas hujan tinggi yang melanda hampir dibeberapa wilayah Bali berdampak pada terjadinya genangan dibeberapa titik di Kota Denpasar, Selasa (23/1). Kondisi demikian menyebabkan genangan di beberapa sekolah di Kota Denpasar.  Langkah cepat dilakukan Tim Respon Cepat (TRC)  Pemkot Denpasar dengan menerjunkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar hingga pihak lurah/desa dan kecamatan.

Bahkan Tim Denpasar Mantap Kesehatan Masyarakat (DAMAKESMAS) bersama BPBD juga telah melakukan evakuasi diebberapa titik. Seperti halnya evakuasi tiga warga termasuk bayi dua bulan di kawasan Perumahan Padang Indah, Desa Padangsambian dan melaklukan penanganan dini di Puskesmas II Denpasar Barat. Selain itu genangan terjadi dibeberapa sekolah seperti halnya  SMP N 6 Denpasar, Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan dan beberap sekolah lainnya yang mengalami genangan air dan tampak berangsur surut.

Sekda Kota Denpasar, A.A.N Rai Iswara atas instruksi Walikota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra meninjau langsung SMP N 6 Denpasar dan beberapa sekolah lainnya. “Kami telah memerintahkan OPD terkait untuk segera melakukan tindak cepat dalam menangani genangan meski telah berangsur surut, sehingga seluruh aktifitas dapat segera kembali seperti semula,’’ ujar Rai Iswara.

Proses belajar mengajar di SMP N 6 Denpasar maupun dibeberapa sekolah yang sempat mengalami genangan dengan langkah menghentikan sementara proses belajar mengajar untuk keselamatan dan kenyaman para siswa serta orang tua. Hal ini telah ditangani dengan cepat sehingga dipastikan proses belajar mengajar tidak terganggu dan siswa dapat kembali belajar seperti biasa. 

‘’Kerjasama dan koordinasi komunikasi yang dilakukan dengan cepat dari pihak sekolah, lingkungan, Kelurahan/Desa hingga pihak Kecamatan mampu menangani bersama dampak dari intensitas hujan yang sangat tinggi melanda Denpasar dan hampir dibeberapa wilayah di Bali,’’ ujarnya.

Disamping itu juga Dinas Kesehatan Denpasar juga dilibatkan untuk menangani pasca genangan ini. Keterlibatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dapat meningkatkan intensitas pemantauan jentik nyamuk sehingga tidak berdampak pada kesehatan masyarakat. “Sebelumnya, pada tahun 2010 di Kota Denpasar terdapat 32 titik banjir namun hingga saat ini dengan berbagai upaya yang telah dilakukan seperti penggelontoran drainase dan sodetan titik tersebut berkurang menjadi 6 titik banjir,’’ ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Sekda Rai Iswara turut menyarankan agar waktu belajar siswa yang diliburkan akibat adanya genangan ini dicarikan solusi yakni dengan menyediakan waktu pengganti. “Nantinya siswa yang libur ini tidak serta merta waktu belajarnya hilang, melainkan akan dicarikan waktu khusus untuk mengganti waktu yang hilang hari ini (kemarin),” jelasnya.

Langkah ini disikapi langsung Kadis Dikpora Denpasar Wayan Gunawan dengan memeberikan intruksi kepada seluruh kepala sekolah di Kota Denpasar dalam rangka menyikapi cuaca yang ekstrim saat ini. Hal ini dilakukan dengan memberikan pemenuhan jam belajar siswa sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku. “Jadi nantinya kalau ada siswa yang terpaksa diliburkan hendaknya kepala sekolah mencarikan jam pengganti belajar siswa,’’ ujarnya.

Sementara Lurah Sesetan, Ni Ketut Sri Karyawati didampingi Kepala Sekolah SMP N 6 Denpasar, Gusti Ayu Tirtawati mengatakan genangan air di lingkungan sekolah baru terjadi saat ini setelah 10 tahun lalu. Namun genangan kali ini tidak begitu lama dan sudah berangsur-angsur surut. Hal ini menurut Sri Karyawati disebabkan curah hujan yang cukup tinggi diikuti air laut yang pasang. Sehingga air tidak bisa langsung menuju ke hilir sehingga mengenangi beberapa wilayah di hilir yang tergolong lebih rendah. ‘’Untuk memastikan keselamatan dan kenyaman siswa, sehingga mengambil langkah memulangkan siswa untuk belajar dirumah dinilai tepat yang sudah dilakukan koordinasi dengan Disdikpora Kota Denpasar,’’ ujarnya.