Trisno Nugroho: Bali Contoh Model Penerapan QRIS | Bali Tribune
Diposting : 27 February 2020 22:55
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune / Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho bersama Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya.
balitribune.co.id | Denpasar - Bali saat ini menduduki posisi tujuh urutan nasional dengan 66 ribu mercant yang menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS). Artinya sejak diluncurkan pada Agustus 2019 sosialisasi dan edukasi berjalan seperti yang diharapkan. Bahkan Bali menjadi contoh model bagaimana mengkampanyekan QRIS kepada masyarakat. Hal itu diungkapkan Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho disela-sela seminar “QRIS dan Lembaga Keuangan Mikro” yang digelar di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Kamis (27/2/2020) 
 
Seminar ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan QRIS yang sebelumnya telah dibuka dengan acara talkshow “Belanja Praktis Dengan QRIS” , Rabu (26/2/ 2020). Selain talkshow dan seminar juga menyelenggarakan pameran UMKM QRIS.
 
Fokus seminar kali ini adalah pada peluang dan potensi pemanfaatan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran non-tunai dalam mendorong lembaga-lembaga keuangan mikro guna meningkatkan kinerja lembaga yang juga mampu memberi kontribusi positif terhadap peningkatan perekonomian Bali.
 
"Dalam rapat-rapat Dewan Gubernur BI, Bali kerap disebut-sebut dan dijadikan contoh penerapan QRIS, apalagi ditambah ratusan koperasi dan seribu lebih LPD berencana menggunakan QRIS," tutur Trisno.
 
Dari tempat yang sama, seiring dengan mulai diberlakukannya QRIS pada masyarakat Anggota DPR RI Komisi XI I Gusti Rai Agung Wirajaya, memandang penerapannya sebagai bentuk nasionalisme  bangsa Indonesia, lantaran QRIS sebagai wujud sistem pembayaran nasional. 
 
"Jangan sampai kita menerima begitu saja sistem pembayaran dari luar, padahal kemajuan SDM kita sudah sangat mumpuni," sebutnya. 
 
Ia berpendapat dengan adanya sistem pembayaran ini yang bisa menyatukan masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Dengan hadirnya digitalisasi ini memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. 
 
"Masyarakat tidak perlu nantinya membawa uang tunai ataupun kartu terlalu banyak, cukup gunakan QRIS," tukasnya. 
 
Jadi menurut Rai Wirajaya hanya dengan menggunakan smartphone transaksi bisa terintegrasi secara keseluruhan. Lantas ia juga mengungkapkan bagaimana kedepannya tidak lagi banyak menggunakan banyak barcode, tetapi hanya gunakan satu barcode yang terintegrasi. 
 
"Banyaknya barcode dari masing-masing mercant, terlihat tidak begitu apik tampilan di depan kasir, terlalu banyak," katanya. 
 
Jadi untuk itulah ia meminta BI selaku pelaksana agar meminimalisir banyaknya barcode dari setiap mercant. 
 
"Jadi cukup satu barcode saja yang bisa terintegrasi ke seluruhnya," imbuhnya, sembari berujar, saat ini ada beberapa negara lain yang mulai meniru langkah Indonesia menggunakan QRIS. 
 
"Ini jadi tolok ukur bahwa SDM kita mumpuni, dan negara-negara lain mulai bertanya dan menduplikasi," tutur Rai Wirajaya. 
 
Jadi dengan mulai diberlakukan sistem pembayaran menggunakan QRIS, tidak salah jika harus merasa bangga dalam melangkah kedepan. 
 
"Sebelumnya ada Pembayaran Gerbang Nasional (PGN), sekarang ada QRIS yang menyatukan kita semua. Kita harus acungkan jempol ke BI yang terus melakukan inovasi," tukasnya, sembari berpesan terus berinovasi, semangatnya dan idealismenya harus digalakkan semua.
 
Hadir dalam kesempatan ini Walikota Denpasar,  Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra; Sekertaris Daerah Kota Denpasar, A.A Ngurah Rai Iswara; Asisten Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta; Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, Pungky Purnomo Wibowo; Direktur Utama BPD Bali,  I Nyoman Sudharma.