TUKAD BADUNG JADI RIVER WALK, Gugah Masyarakat Tak Buang Sampah di Sungai | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 27 February 2018 08:31
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
wisatawan
Mempesona - Taman Kumbasari, Sungai Badung nampak mempesona dengan hiasan lampu warna-warni. Taman ini kini telah menjadi salah satu obyek wisata baru bagi wisatawan dan masyarakat Kota Denpasar.

BALI TRIBUNE - Pemerintah Kota Denpasar telah merampungkan proyek Penataan Taman Kumbasari, Sungai Badung. Kini program penataan tersebut telah menjadi salah satu obyek wisata baru bagi  wisatawan dan masyarakat Kota Denpasar.

Proyek penataan Taman Kumbasari telah dilaksanakan upacara pemelaspasan dan peresmian, pada Rabu (31/1) lalu dihadiri langsung Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra ditandai dengan penandatanganan prasasti dan “mepekelem” ke aliran Sungai Badung.

“Penataan yang menjadikan sungai ini bersih juga merupakan sebuah konsep River Walk (tempat untuk berjalan di bantaran sungai). Sungai Badung kini dijadikan tempat rekreasi dan berdampak ekomoni serta bisa mengedukasi masyarakat tentang kebersihan. Kedepannya dengan peningkatan kesadaran diri, masyarakat tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah," ujar Rai Mantra.

Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan penataan Sungai Badung ini untuk menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. Program ini menjadi tujuan yang sama dengan program merevitalisasi pasar-pasar tradisonal di Denpasar.  

Tidak saja memberikan dampak peningkatan karakter masyarakat, tetapi juga akan berdampak ekonomi kerakyatan. Menurut Rai Mantra penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Badung agar terlihat lebih mempesona, namun menjadikan sungai sebagai sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Tukad Bindu dan Tukad Loloan yang sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi sebuah daya tarik tersendiri.

Kedepannya penataan sungai ini akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang memungkinkan untuk ditata kembali. Dan jika memungkinkan akan membuat sebuah transportasi sungai seperti perahu-perahu kecil untuk lebih memudahkan transportasi rekreasi sungai serta memudahkan masyarakat untuk ke pasar-pasar tradisional yang terhubung dengan sungai. “Jadi River Walk ini bisa digunakan sebagai potensi air disegala aspek, baik itu ekonomi, edukasi, tranportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai”, ujar Rai Mantra.

Sementara Plt. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta, mengungkapkan penataan bantaran sungai pada intinya untuk bisa mengubah prilaku masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

Dengan penataan ini diharapkan  warga tidak lagi membuang sampah ke sungai, serta dengan tertatanya bantaran sungai, masyarakat bisa memanfaatkan untuk kegiatan yang positif.  ”Misalnya saja, melakukan rekreasi di pinggir sungai, serta kegiatan interaksi lainnya, seperti mancing, jogging, serta tempat berselfi ria yang kini menjadi trend di kalangan anak muda," ujarnya.

Pengerjaan proyek ini telah dilakukan sejak 22 Juni 2017 dan rampung pada bulan Desember 2017 lalu. Penataannya meliputi  sisi kanan dan kiri sungai dipasangi paving kombinasi batu sikat. Mulai dari jembatan di Jalan Gajah Mada Denpasar hingga 120 meter ke selatan. Program penataan ini  akan berlanjut tahun ini dengan menata ke selatan hingga jembatan Jalan Hasanudin.

Selain River Walk (tempat untuk berjalan di bantaran sungai), di sepanjang sungai kawasan Pasar Badung juga dilengkapi fasilitas seperti tempat duduk, air mancur, lampu taman, jogging track dan tempat mancing. Bahkan, pada malam hari lokasi ini dihiasi lampu warna-warni yang begitu indah.Adanya taman baru di wilayah sungai Badung yang diberi nama Taman Kumbasari sangat diapresiasi warga Kota Denpasar. Seperti dikatakan salah satu warga Denpasar, Made Laskmi. Karyawan salah satu toko baju di Denpasar ini mengaku kagum dengan penataan yang telah dilakukan Pemkot Denpasar.

Bahkan ia menyebut, taman Kumbasari ini mirip seperti sungai di Korea yang biasa ia saksikan di layar televisi. "Sungainya bagus seperti sungai di korea. Apalagi suasana malam seperti ini, lampunya warna-warni. Pokoknya indah sekali," ujar perempuan berusia 19 tahun ini.

Dengan ditatanya sungai ini Laksmi yakin warga Denpasar tidak akan lagi membuang sampah di sungai. Untuk itu, ia berharap pemerintah Kota Denpasar melanjutkan program penataan sungai ini di tempat-tempat yang lainnya. "Saya yakin kalau sungainya bersih dan indah seperti ini warga akan mau ikut menjaga kebersihan sungainya," tandasnya.yan