Tumpek Wayang, PHDI Klungkung Gelar Nyapuh Leger Massal | Bali Tribune
Diposting : 31 July 2017 22:03
Ketut Sugiana - Bali Tribune
nyapuh leger
Ratusan warga hadir dalam pelaksanaan ritual nyapuh leger dan bayuh oton massal yang dilaksanakan PHDI Kabupaten Klungkung, Sabtu (29/7) lalu.

BALI TRIBUNE - Setelah sebelumnya sukses menggelar upacara manusia yadnya secara massal, kali ini Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Klungkung kembali menggelar upacara bersifat massal yakni, ritual nyapuh leger atau mebayuh oton secara massal.Bertempat di Pura Jagatnatha Klungkung, Sabtu (29/7/) lalu, ritual nyapuhLeger dan mebayuh oton secara missal ini dihadiri sejumlah pejabat di Klungkung.

Menurut Ketua Panitia upacara, Jro Mangku Ketut Sukarana, jumlah peserta nyapuh leger mencapai 78 peserta dan ebayuh oton sebanyak 34 orang.

“Tujuan diadakannya upacara nyapuh leger dan bayuh oton ini adalah, untuk menetralisir kekuatan-kekuatan negatif yang lahir pada wuku Wayang,” kata Jro Mangku.

Dia menyebutkan, upacara ini merupakan upacara rutin yang diadakan setahun sekali dimana peserta ritual tidak saja berasal dari Klungkung namun ada juga yang berasal dari luar Klungkung.

Ditambahkan Ketua PHDI Kabupaten Klungkung I Putu Suarta, hingga tahun 2017 ini,ritual nyapuh leger massal ini adalah yang keepat kalinya.”Kedepan upacara serupa akan terus digelar,” sebutnya.

Terkait biaya, Suarta menyebutkan,msing-masing peserta dikenai biaya Rp 400 ribu dengan ketentuan, tiap peserta harus mendaftar terlebih dahulu.

Sementara Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta yang hadir dalam ritual itu memberikan apresiasi atas dilangsungkannya ritual itu. Menurut dia, ritual yang dilaksanakan secara bersama bias menekan beban krama dari sisi biaya.

“Jika dilaksanakan secara pribadi umat akan sangat terbebani karena biaya upakara sangat besar sedangkan dengan dilaksanakan secara bersama maka otomatis biaya bias ditekan,” sebutnya.

Upacara nyapuh leger dan bayuh oton secara massal ini dipuput tiga sulinggih yakni, Ida Pedanda Istri Sidemen dari Gria Getakan, Ida Pandita Empu Yogantara dari Gria Pangi Dawan dan Ida Sri Mpu Dharma Wijaya dari Gria Taman Lingga Sari Kamasan.