Usir Rasa Jenuh di Pengungsian = Puluhan Anak Diajak Menggambar Bersama | Bali Tribune
Diposting : 28 September 2017 21:25
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
LOMBA
MENGGAMBAR - Puluhan anak pengungsi di Puslat Tarung Derajat Banjar Kesambi, Desa Kesiman, Kertalangu, diajak menggambar bersama, Rabu (27/9).

BALI TRIBUNE - Aktivitas anak-anak pengungsian di Pusat Latihan Tarung Derajat, Banjar Kesambi, Desa Kesiman, Kertalangu terhibur dengan hadirnya lawakan dari sekaa bondres inovatif STI, Rabu (27/9). Tak hanya itu, anak-anak juga terhibur dengan kegiatan menggambar bersama yang diberikan kelompok peduli anak, Bali Estetik Art dan Rumah Penggak Men Mersi.

Kadek Bakti Wiyasa yang juga salah satu pembina di Rumah Penggak Men Mersi, mengatakan kegiatan ini guna mengurangi rasa penat bagi anak-anak maupun warga yang berada di pengungsian.  Kalangan anak-anak butuh perhatian serius sehingga mengundang rasa keterpanggilan sejumlah relawan dan seniman. Relawan pun bergerak  memberikan upaya untuk mendampingi mereka.

“Ini bagian dari partisipasi kita mendampingi anak-anak di pengungsian agar mereka tidak jenuh, tetap semangat, kita mengajak mereka  melukis,” terang Bakti Wiyasa.

Tak kurang dari 80-anak yang tinggal di Kesambi, dari jumlah  175 orang  pengungsi dari  Banjar Kawan dan Banjar Padang Tunggal Desa Muncan, kecamatan Selat, ini tampak antusias mengikuti arahan relawan untuk belajar dan menggambar bersama.  Kegiatan menggambar dan memberikan alat-alat melukis, buku dan pensil berwarna sudah berlangsung dua kali dan dirancang akan berlanjut ke lokasi-lokasi lain.

“Kegiatan mengajak menggambar ini sudah berlangsung 2 kali, yang pertama kegiatan difokuskan mewarnai dan menggambar bebas, dan menggambar  bertema Gunung Agung,  mereka sangat antusias dan memiliki bakat luar biasa, dan  lokasi di Kesambi ini saya jadikan pilot percontohan selanjutnya kita akan kunjungi lokasi lain,” terang Bakti yang dibantu Kristine Juwono dari relawan.

Pantauan wartawan, hasil karya menggambar yang bertemakan kerinduan akan gunung, tersirat di antara karya  anak-anak  yang mengekspresikan dirinya terhadap objek alam. Terlebih suasana erupsi yang mengancam Gunung Agung, anak-anak ini banyak memilih objek gunung sebagai media ekspresinya. 

Buat Canang

Secara terpisah, Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra kembali turun meninjau posko pengungsian. Kunjungan pertama di posko pengungsian mandiri Jl. Trijata, Desa Dangin Puri Kangin. Rai Mantra  meninjau lansia yang berusia 105 tahun, warga Dusun Jungutan Kecamatan Bebandem, Karangasem.

Penanganan kesehatan lansia tersebut langsung dilakukan Rai Mantra untuk dapat segera dibawa ke panti jompo, yang nantinya dapat pelayanan kesehatan lebih lanjut. Berada dalam satu rumah yang sama keluarga mengalami kelumpuhan dan segera mendapatkan penanganan kesehatan menuju ke RSUD Wangaya.

Rai Mantra melanjutkan meninjau posko pengungsian di eks. Kantor Desa Pemecutan Kaja. Sebanyak 126 pengungsi berada di sini. Menariknya, para pengungsi memiliki cara tersendiri mengusir kejenuhannya, yakni sibuk membuat ceper dan ikut turut aktif membersihkan ruangan dan memasak. Para pengungsi mengaku dengan ikut aktif dan produktif dengan membuat canang, tidak hanya mengusir rasa jenuh juga menjadi hiburan bagi mereka.

Walikota Rai Mantra dalam kesempatan tersebut terus mengajak pengungsi untuk produktif seperti berjualan canang, buat penjor, hingga berjualan pisang goreng. Tentu langkah ini telah dilakukan dibeberapa desa dan kelurahan yang memfasilitasi untuk mengajak para pengungsi produktif agar tidak jenuh.