Wabup Artha Dipa Hadiri Puncak Karya Pura Peninjoan Besakih | Bali Tribune
Diposting : 17 November 2018 23:45
redaksi - Bali Tribune
Wabup I Wayan Artha Dipa mengikuti prosesi pamuspaan serangkaian puncak karya di Pura Peninjoan Besakih, Karangasem, Jumat (16/11) kemarin.
BALI TRIBUNE - Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa bersama Nyonya Sarini Artha Dipa mengikuti persembahyangan Puncak Karya di Pura Peninjoan Besakih yang diempon oleh Pemkab Bangli.  
 
Letak Pura inisendiri agak kebarat-laut dari Pura Batu Madeg, melalui jalan setapak, menuruni lembah dan menyelusuri pinggir sungai kering tegalan penduduk. Perjalanan kurang lebih atarara 15 sampai 25 menit maka akan sampai di Pura Peninjoan disebuah bukit kecil.
 
 Pura ini sendiri memiliki sebuah meru tumpang sembilan, dimana dari tempat inilah konon Empu Kuturan meninjau wilayah Desa Besakih yang sekarang menjadi tempat pelinggih-pelinggih di Pura Penataran Agung dan sekitarnya, sewaktu beliau merencanakan pembanguan dan memperluas Pura Besakih ini yang di masa yang lalu tidak sebanyak yang kita saksikan sekarang.
 
Dan di tempat ini pula Empu Kuturan menjalankan tapa yoga samadhi bila beliau ke Besakih.
 
Ajaran-ajarannya tentang tata cara membangun pura, membuat pelinggih meru, kahyangan tiga, Asta Kosala Kosali dan lain-lainnya sampai sekarang masih dipraktekkan oleh segenap lapisan masyarakat Hindu. 
 
“Setelah beliau wafat beliau tidak lagi disebut Empu Kuturan, tetapi Bhatara Empu Kuturan, karena beliau dipandang sebagai Awatara atau Dewa Kemanungsan tidak ternilai besar jasanya dalam menuntun masyarakat Umat Hindu dan untuknya distanakan di Meru tumpang sembilan di Pura Peninjoan ini,” tutur Wabup Wayan Artha Dipa, Jumat (16/11) kemarin.
 
Selain di tempat-tempat lainnya seperti di Pura Silayukti, Desa Padangbai, Karangasem. Dari Pura Peninjoan, semua pelinggih di Pura Penataran Agung dapat dilihat dengan jelas, demikian pula pantai dan daratan pulau Bali di sebelah selatan kelihatan indah sekali. Selain dari meru tumpang sembilan, pura ini juga dilengkapi dengan dua buah Bale Pelik dan Piyasan. 
 
Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta, mengatakan dudonan karya berlangsung selama tiga hari. Penganyar hingga penyineban berlangsung sampai tanggal 18 Nopember 2018. 
Piodalan di Pura Peninjoan yang jatuh pada hari Wraspati Wage Tolu dipuput oleh Ida Pedande Siwa dari Geria Bangli dan Ida Pedanda Budha Ala Kajeng dari Geria Nongan.
 
Bendesa menambahkan, pada puncak karya bebantenan yang dihaturkan berupa Sanggar Tawang Rong Pat Catur Muka, Ayaban-ayaban sor sanggah tawang,  Ayaban bayang-bayang,  Sorohonan kebo. Sarat agung, teteg agung, pule kerti agung,  pule gembal agung,  caru mance sia, sate bebali,  dangsil 1-11 serta soroh-sorohan bebangkit. 
 
Selain itu dihaturkan pula persembahan Tari Wali Topeng,  rejang giri kusuma, rejang sari, rejang renteng dengan gamelan slonding. Sementara hadir dalam puncak karya Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha dan undangan dari OPD Kabupaten Bangli.