Wagub Sudikerta Apresiasi Kebersamaan Krama Beryadnya | Bali Tribune
Diposting : 13 June 2017 20:13
redaksi - Bali Tribune
Yadnya
PITRA YADNYA - Wagub Sudikerta disambut sejumlah warga saat hadir dalam pelaksanaan ritual Pitra Yadnya Prenawa Buwana Kosa di Desa Pakraman Basangalas, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (12/6).

BALI TRIBUNE - Semangat bergotong-royong dalam pelaksanaan ritual-ritual keagamaan Hindu (yadnya,red) diyakini mampu meringankan beban krama. Oleh karena itu. Oleh karena itu, kebersamaan krama dalam yadnya patutlah dipertahankan.

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat menghadiri pelaksanaan ritual Pitra Yadnya Prenawa Buwana Kosa di Desa Pakraman Basangalas, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (12/6) kemarin.

Menurut Sudikerta, banten yang dihaturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dari sisi sarana haruslah lengkap. Sarana dimaksud berupa isi jajanan, ketersediaan unsur pala bungkah dan pala gantung, serta tetuasan canangnya.

“Karena masing-masing isi banten itu memiliki makna penyempurna upakara dan baiknya sarana yang dihaturkan berasal dari hasil panen warga, selain bisa menghemat itu juga bisa menggerakkan ekonomi lokal,” tegasnya.

Pada kesempatan itupula Wagub Sudikerta memuji ketulusan warga yang tidak mengikuti upacara Yadnya tersebut demi menolong warga lainnya.

“Ada masyarakat yang menyumbangkan buah-buahan, kelapa ataupun janur, meskipun tidak mempunyai sawa diupacarai, ataupun tidak ikut rentetan upacara yadnya lainnya. Itu salah satu bentuk gotong-royong dan harus dilestarikan,” imbuhnya.

Sementara ketua panitia karya I Made Rupawan dalam laporannya menyebutkan, ritual ini terlaksana dengan swadaya pemilik sawa (keluarga yang akan diupacarai,red) masing-masing sebesar Rp8,5 juta.

“Dana tersebut diperuntukkan untuk banten saja, sementara untuk wangunan dan konsumsi selama upacara merupakan sumbangan seluruh masyarakat pekraman Basangalas,”sebut Rupawan.

Lanjut dikatakannya, menyertai pelaksanaan ritual Ngaben Prenawa Buwana Kosa ini berlangsung pula ritual potong gigi, mepetik, ngelungah serta ngelangkir. Adapun ritual ngaben diikuti 31 peserta, potong gigi 83 peserta, mepetik 74 peserta, ngelungah 7 peserta dan ngelangkir dengan 22 peserta.