Warga Pengungsi Olah Sampah Jadi Bokor | Bali Tribune
Diposting : 11 October 2017 20:41
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
pengungsi
OLAH SAMPAH - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar mengajak warga pengungsi membuat bokor berbahan dasar koran bekas, Senin (9/10).

BALI TRIBUNE - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar mengajak warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung yang mengungsi di Posko Pengungsian Jalan Gurita Denpasar untuk dapat memanfaatkan waktu luang dengan produktif. Salah satunya berupa pelatihan terkait dengan pemilahan dan pengolahan sampah khususnya sampah yang berbahan dasar kertas, Senin (9/10). 

Kabid Persampahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLHK Kota Denpasar, Ketut Adi Wiguna mengatakan Pemerintah Kota Denpasar mencetuskan langkah ini guna merangkul para pengungsi agar tidak terjebak rasa bosan selama di pengungsian. Posko Pengungsian Gurita yang merupakan salah satu posko pengungsian di wilayah Kota Denpasar, menjadi salah satu lokasi untuk menerapkan pelatihan ini.

“Selain untuk memanfaatkan waktu lebih produktif, langkah ini dilakukan untuk turut serta mengajak  para pengungsi menjaga kebersihan di areal pengungsian. Sesuai dengan arahan Walikota Denpasar, pelatihan ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada para pengungsi untuk memanfaatkan waktu dengan hal-hal positif selama di pengungsian terutama tentang pengolahan sampah,” ujar Adi Wiguna.

Sementara Ketua Bank Sampah Pagan Asri sekaligus pemilik Bengkel Kreatif Kota Denpasar Ketut Yudi Mahendra, mengatakan pelatihan ini memang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kreativitas para pengungsi agar nantinya bisa menjadi bekal ilmu yang bermanfaat. “Kalau di desanya biasanya mengolah yang berasal dari alam seperti akar-akaran, kali ini kita ajak untuk membuat kreativitas dari limbah khususnya dari kertas koran. Khusus kami latih membuat bokoran dari koran, karena memang sedang diminati, biasanya dimanfaatkan untuk sembahyang juga,” tambahnya.

Diharapkan dari pelatihan ini dapat memberikan manfaat kepada para pengungsi, tidak hanya untuk mengisi waktu luang saja, namun juga memberikan ketrampilan tambahan yang dapat menambah penghasilan nantinya. Selain itu, hasil kreativitas para pengungsi nantinya akan dipasarkan oleh Bank Sampah agar karya-karya tersebut dapat bernilai ekonomis.

 Sementara itu, dari pantauan terlihat para pengungsi menyambut baik hal tersebut terbukti dengan antuasisme yang ditunjukkan selama pelatihan dilakukan. Salah satu pengungsi dari Desa Selat Duda, Karangasem I Gusti Lanang Agung Darma Susila mengatakan sangat bersyukur karena telah diberikan fasilitas yang baik selama mengungsi. “Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya sudah memberikan tempat dan bantuan,” ungkapnya.