Warga Temukan Tulang Manusia di Asram Q-Rak | Bali Tribune
Diposting : 21 June 2016 10:43
Agung Samudra - Bali Tribune
tulang
LOKASI– Polisi memasang garis polisi di tempat ditemukannya tulang belulang, di Asram Q-Rak, Kintamani.

Bangli, Bali Tribune

Warga Banjar Masem Budi Karya, Desa Batur Selatan, Kintamani, Senin (20/6), digegerkan dengan  penemuan tulang belulang dan abu yang diduga  tulang di Asram Q-Rak. Penemuan oleh warga ini selanjutnya dilaporkan ke Polsek Kintamani.

Penemuan tulang belulang dan abu yang berasal dari bekas tulang manusia yang dibakar itu, membuat masyarakat penasaran sehingga memadati lokasi. Petuga kepolsian dari Polsek Kintamani dan Polres Bangli, kemudian memasang police line di lokasi penemuan. Petugas dari TNI pun tampak berjaga-jaga di lokasi.

Sementara tulang belulang yang telah menjadi abu itu ditemukan dekat rumpun bambu kuning, yang konon tempat melaksanakan meditasi oleh pengikut Q-Rek. Tulang belulang  di dalam toples itu pertama  kali ditemukan oleh I Nengah Sudarta, warga Masem Budi Karya sekitar pukul 14.00 Wita, kemarin. Penemuan ini kemudian dilaporkan ke Ketua Pecalang  I Made Redana yang kemudian disampaikan ke kelian adat setempat. Selanjutnya penemuan ini dilaporkan ke Mapolsek Kintamani. “Sudarta saat menemukan tulang belulang ini tanpa sengaja. Dimana saat itu dia berburu burung di sekitar lokasi,”sebut Made Redana.

Sementara Nengah Sudarta saat ditemui menceritakan, saat itu dirinya ke lokasi, dan curiga ada bekas galian. Sudarta kemudian menggali lokasi itu, dan kaget karena melihat ada sesuatu yang aneh. “Saya kaget melihat ada kasa di lokasi galian kemudian temuan itu saya laporkan ke pecalang,” tuturnya.

Selanjutnya pecalang bersama pihak kepolisian kembali melakukan penggalian. Hasilnya, ditemukan dua toples terbungkus kasa. Karena penasaran atas isi toples, warga yang disaksikan petugas kepolisian membuka tutup. Ternyata isi toples adalah tulang yang telah terbakar (abu). Namun masih kelihatan jelas kalau abu itu adalah bekas pembakaran tulang yang habis dikremasi.

Paparnya, selama ini aktivitas di dalam Asram Q-Rak milik Grand Master Rony Irianto itu, sangat tertutup sama warga sekitar. Jangankan warga sekitar lokasi, petugas Polres Bangli yang ingin menjemput salah seorang pengikutnya juga dilarang masuk. “Lokasinya sangat steril, yang boleh masuk hanya pengikut Q-Rak saja. Makanya kita tidak tahu aktivitas di dalam,” sebutnya.

Untuk evakuasi tulang belulang itu, polisi masih menunggu pemilik asrama Rony Irianto yang sedang tinggal di Denpasar. Sekitar pukul 17.00 Wita, Rony yang dijemput petugas tiba di lokasi. Rony tidak berani turun dari lokasi, karena takut warga beringas. Setelah melakukan negosiasi, yang bersangkutan turun, kemudian digiring menuju lokasi penemuan tulang belulang.

Tidak berselang lama, petugas kepolisian balik dari lokasi dengan membawa tiga buah bungkusan warna merah. Bungkusan tersebut langsung dibawa ke mobil polisi. Tiga bungkusan itu berupa tulang dalam toples, serta kain dan pakaian yang ditemukan di lokasi yakni celana training warna biru, kain batik dan kaos warna putih. Bungkusan itu kemudian dibawa ke Mapolsek Kintamani bersama Rony untuk dimintai keterangan.

Berdasarkan informasi yang didapat Mapolsek Kintamani, tulang belulang dalam toples itu diakui oleh Rony Irianto adalah abu dari pembakaran jazad ibunya yang meninggal belum lama ini.

Kapolsek Kintamani  Kompol Tresba Arbawa Manik saat ditemui membenarkan adanya penemuan benda mencurigakan terbungkus kain  kasa di lokasi Asram Q-Rek. Setelah dibuka, toples yang terbungkus kain kasa ini berisi abu yang diduga pembakaran tulang. “Kita masih melakukan idenfikasi untuk memastikan abu itu apakah pembakaran tulang manusia atau tulang mahluk lain,”sebutnya.

Sebelum adanya penemuan itu, Tim Yustisi Bangli telah turun ke lokasi.   Dari sidak itu, belasan pengikuti Q-Rak digiring ke Mapolsek Kintamani untuk didata dan dimintai  keterangan. Menurut Kasat Pol PP Bangli, Dewa  Agung Suryadarma, saat  dilakukan sidak petugas hanya menemukan beberapa pegawai asram  dan  selanjutnya menahan KTP pegawai disana. “Mereka telah tinggal beberapa tahun di sana, namun mereka tidak mengurus Kipem, makanya KTP mereka kita tahan,“ tegas Suryadarma.