Wartawan NTT di Bali Demo Copot Mendikbud | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 7 December 2017 21:48
San Edison - Bali Tribune
wartawan
Aksi komunitas wartawan asal NTT di Renon Denpasar, Rabu (6/12).

BALI TRIBUNE - Puluhan wartawan yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis (PENA) NTT di Bali, menggelar aksi demonstrasi di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Denpasar, Bali, Rabu (6/12). Aksi ini digelar dalam rangka mengecam pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Seperti disaksikan, dalam aksi yang didukung puluhan perwakilan mahasiswa asal NTT dari berbagai kampus di Pulau Dewata, ini para wartawan membawa sejumlah poster. Di antaranya bertuliskan "Presiden Jokowi Copot Mendikbud", "NTT Terbelakang Salah Siapa?", "Mendikbud Asal Bunyi", "Mendikbud Harus Mundur", dan lainnya.

"Kami sangat menyayangkan pernyataan Mendikbud, yang seolah - olah mengambinghitamkan NTT terkait buruknya mutu pendidikan di Indonesia. Pernyataan Mendikbud telah melukai hati kami masyarakat NTT," kata Koordinator Aksi, San Edison, mengawali orasi tersebut.

Ia pun mendesak Mendikbud untuk mengklarifikasi pernyataannya sekaligus menyampaikan permintaan maaf, sebagaimana dilansir sejumlah media massa. Pernyataannya Mendikbud, dinilai tidak elok, karena melukai hati masyarakat NTT.

"Kami minta Mendikbud untuk mengklarifikasi pernyataannya yang sangat tidak pantas, dan harus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka," ujar San Edison, yang juga wartawan di Harian Bali Tribune.

Sementara itu Koordinator PENA NTT - Bali, Emanuel Dewata Oja, dalam orasinya mengutuk keras statemen Mendikbud yang telah melukai perasaan masyarakat NTT. Ia menilai, pernyataan tersebut tak pantas dilontarkan oleh seorang Mendikbud.

"Sangat tidak pantas seorang Menteri yang bertanggung atas pendidikan, yang paham atas kondisi riil pendidikan di NTT, malah bicara ngawur. Pak Menteri malah mengambinghitamkan NTT terkait buruknya mutu pendidikan di Indonesia," ujar Emanuel.

Ia pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi kinerja Mendikbud. Menurut dia, apa yang terjadi dengan pendidikan di NTT saat ini adalah tanggung jawab Mendikbud.

"Dari pernyataannya, Pak Menteri mengakui bahwa kualitas pendidikan di NTT masih rendah. Tetapi apa yang dilakukan Menteri Pendidikan untuk membenahi kondisi itu? Malah Pak Menteri mengambinghitamkan NTT sebagai biang kerok terpuruknya kualitas pendidikan secara nasional," tegas Emanuel, yang juga Pemred Harian Umum Fajar Bali.

Ia juga mendesak pemerintah pusat, untuk turun ke NTT, dan bekerja untuk membenahi kondisi pendidikan di NTT. "Bayangkan, berapa banyak sekolah di NTT yang hanya beratap jerami, berdinding bambu! Ini sangat menyakitkan. Belum lagi soal fasilitas, jauh dari harapan," tegas Emanuel.

Sementara Efraim Mbomba Reda, perwakilan mahasiswa asal NTT dalam aksi tersebut, juga menyayangkan minimnya perhatian pemerintah selama ini dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Bumi Flobamora.

"Ini harus dijadikan momentum oleh pemerintah, untuk memperbaiki kualitas pendidikan di NTT. Jangan hanya memberikan stigma NTT bodoh, tetapi malah berpangku tangan dan tidak ada kerja nyata untuk membenahi pendidikan di NTT," ujar Efraim.

Adapun jurnalis senior Arnoldus Dhae, mendesak Presiden Jokowi untuk mencopot Mendikbud dari jabatan. Ia menilai, Mendikbud hanya bisa bicara soal keterbelakangan pendidikan di NTT, namun nihil aksi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah itu.

"Mendikbud harus mundur. Jika tidak, Presiden Jokowi harus pecat Muhadjir Effendy dari jabatannya," tandas Arnoldus.

Aksi yang berlangsung sekitar 30 menit ini berjalan dengan lancar dan tertib. Usai berorasi dan menyampaikan pernyataan sikap, massa aksi membubarkan diri.