Was-was Tinggal di Kampung Halaman, 29 Warga Pilih Mengungsi ke Denpasar | Bali Tribune
Diposting : 24 November 2017 19:31
Redaksi - Bali Tribune
NGUNGSI
KEMBALI NGUNGSI – Sebanyak 29 warga Desa Ababi kembali mengungsi ke Lapangan Kompyang Sujana Denpasar setelah Gunung Agung meletus.

BALI TRIBUNE - Sebanyak 29 warga asal Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem kembali mengungsi pasca-letusan freatik Gunung Agung pada, Selasa (21/11) lalu. Warga yang kampung halamannya berada di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung ini ditampung di Lapangan Kompyang Sujana, Denpasar.

Puluhan warga ini mengaku terpaksa mengungsi karena merasa was-was jika masih tinggal di kampung halaman. Warga  lebih memilih meninggalkan kampung halamannya karena menghindari adanya bau menyengat seperti karbit. Bau itu dari asap yang dihembuskan Gunung Agung.

Ida Ayu Putri, warga lereng gunung agung yang berasal dari Desa Ababi, Kecamatan Abang  mengaku datang ke Denpasar karena takut akan hujan abu dan asap yang dikeluarkan dari Gunung Agung. "Kami bersama keluarga  mengungsi karea takut, apalagi saya ada anak kecil," ucapnya.

Dayu Putri yang memiliki bayi berumur 10 bulan ini,  lebih memilih mengungsi ke Denpasar, karena sebelumnya sudah pernah mengungsi di Gor Kompyang Sujana. Sehingga otomatis pihaknya tidak perlu mendaftar dan diperbolehkan kembali lagi. 

"Di rumah kondisinya tidak aman, karena ada hujan abu dan asap yang membuat mata perih. Makanya kami langsung mengungsi. Meski tidak ada imbauan mengungsi dari pihak pemerintah, tapi saya inguh ( gelisah) dengan situasi ini. Ada kayak pasir jatuh dan keluar asap," ujar Wanita yang berusia 23 tahun ini.

Kenapa tidak mengungsi di Karangasem? ditanya begitu, Dayu menyebut dia dan keluarganya sudah pergi ke Posko Lapangan, Desa Ulakan. Tapi, di sana sepi tidak ada siapa pun. Oleh karena  itu, dia langsung ke Denpasar.

“Walaupun belum ada imbauan, kami tetap mengungsi, saya punya anak kecil tidak mungkin tetap di rumah. Pemerintah mungkin tidak tahu keadaan kami di rumah, kami sendiri yang merasakan abu itu," jelasnya.

Sementara Gede Nurada, yang  berasal dari Banjar Umanyar, Karangasem mengaku, lebih milih mengungsi daripada terkena abu yang semakin keras. "Takutnya masuk ke pernafasan jadi saya kasihan dengan anak-anak. Mending saya balik lagi, mumpung pemerintah masih terbuka dengan kami," kata Nurada.

Sementara  dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa membenarkan adanya pengungsi yang datang ke posko Gor Kompyang Sujana. Kata Joni untuk saat ini baru ada 29 warga yang datang untuk mengungsi yang datang pada Selasa malam  mulai dari sekitar pukul 22.00. Itupun kata Joni, merupakan warga dari KRB II yang memilih mengungsi karena terkena abu dari letusan Freatik yang terjadi.

Dia mengatakan terkait logistik, pihaknya tetap antisipasi dan sudah dipersiapkan. Dia juga belum bisa memastikan apakah pengungsi akan bertambah atau tidak.yan