Waspada, Banyak Wanita Palsukan Orgasme | Bali Tribune
Diposting : 26 July 2016 11:34
redaksi - Bali Tribune
kesehatan
Bali Tribune

KETIKA melakukan hubungan intim bersama pasangan, tujuan utama selain menjalin ikatan cinta pasti adalah mendapatkan kepuasan seksual, tapi tak jarang wanita justru memalsukan orgasme-nya ketika bercinta.

Hal ini tak wajar terjadi, karena sebagai pasangan suami istri, bercinta seharusnya menjadi momen menyenangkan yang mampu membangun kemesraan, sehingga kedua belah pihak terpuaskan. Jadi, apa alasan beberapa wanita justru memalsukan klimaks saat bercinta?

Para peneliti mengulas hal ini dan mencari tahu apa alasannya. Ternyata, sebuah penelitian kecil yang dipresentasikan dalam seminar tahunan “British Psychological Society’s Psychology of Women” menemukan bahwa beberapa wanita sengaja membuat orgasme bohongan untuk mempercepat waktu bercinta yang tak diinginkan.

“Bercinta yang tak diinginkan” di sini bisa diartikan bercinta karena paksaan, karena tak ada niatan ingin bercinta dari pihak wanita. Para peneliti bertanya pada 15 wanita antara usia 19-28 tahun yang aktif secara seksual paling tidak selama satu tahun belakangan untuk menceritakan pengalaman seks yang mereka alami dan mengapa berpura-pura orgasme.

Kebanyakan wanita menceritakan bahwa mereka melakukan hubungan saat mereka sedang tidak ingin melakukan hubungan seksual atau tak ada gairah untuk bercinta. Terkadang alasannya adalah karena mereka memang tak mendapatkan kepuasan seksual seperti yang mereka inginkan dari pasangan, sehingga harus memalsukan orgasme.

Inilah mengapa seharusnya bercinta pun perlu dikoordinasikan atau dibicarakan bersama lebih dulu dengan pasangan. Ketika istri memang sedang tak ingin bercinta, sebaiknya suami pun bisa memahami, dan bukan berarti suami bisa minta sesuka mereka karena sudah halal.

Karena memaksakan kehendak tidak akan jadi jalan yang baik untuk hubungan cinta dan rumah tangga. Jika pria dan wanita saling setuju untuk bercinta, itu akan jauh lebih baik daripada melakukan seks yang dipaksakan.