Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Perangkat Desa Cuek | Bali Tribune
Diposting : 27 March 2018 13:41
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
informasi
BANJIR - Sejumlah wilayah permukiman di Desa Pengambengan selalu tergenang banjir saat hujan deras mengguyur.

BALI TRIBUNE - Desa Pengambengan, Negara, Jembrana, sampai saat ini masih menjadi langganan banjir. Banjir yang rutin terjadi, khususnya saat wilayah pesisir ini diguyur hujan deras, hingga dikeluhkan warga setempat. Hampir semua wilayah di kawasan ini memiliki titik rawan banjir.

Dua wilayah yang menjadi langganan banjir yang paling parah yakni Dusun Munduk dan Dusun Ketapang Muara. Saluran air menuju ke pantai disinyalir sebagai penyebab terjadinya banjir. Sejumlah warga yang bermukim di kawasan industri perikanan ini menyanyangkan tidak ada upaya mengatasi banjir tersebut kendati berulangkali telah terjadi. Agar persoalan banjir ini tidak terus kembali terulang setiap hujan deras, warga berharap ke depannya ada solusi untuk mengatasi banjir.

Seperti banjir yang terjadi di Dusun Ketapang sejak Minggu (25/3), setelah hujan yang mengguyur Sabtu (24/3) malam, banjir masih menggenangi permukiman warga. Sedikitnya empat rumah warga terendam air hingga setinggi lutut orang dewasa. Salah seorang warga yang rumahnya tergenang banjir, Ali mengaku setelah seharian tergenang banjir, ia sempat menghubungi perangkat desa setempat namun tidak ada respon. “Sudah saya telpon pihak desa, tapi tidak ada repon, datang untuk sakadar mengecek aja tidak ada,” keluhnya.

Bahkan menurut warga lainnya, Dahlia mengaku banjir dikawasan tersebut semakin parah seperti tujuh tahun lalu. “Ini yang terparah, biasanya banjir setinggi betis orang dewasa, tapi sekarang sudah setinggi lutut seperti yang terjadi tujuh tahun lalu,” ungkap warga yang rumahnya tergenang banjir ini.

Wilayah permukiman ini menjadi muara genangan air yang tidak mengalir menuju muara. Dari informasi, banjir ini dipicu saluran air yang mampet diduga karena tersumbat sampah.  Akibatanya air yang semestinya mengalir hingga ke pembuangan di laut tidak mengalir. Menurut warga air akan tetap menggenang bahkan hingga berhari-hari apabila tidak segera ditangani. Begitupla yang dialami oleh warga Dusun Ketapang Lampu beberapa waktu lalu. Pemukiman warga dilwiilayah ini bahkan sempat terendam banjir hingga sepekan. Air yang menggenangi belasan pemukiman warga ini juga tercampur dengan dengan limbah dari pabrik pengolahan minyak jelantah. Namun warga menyatakan sampai saat ini tidak ada solusi dari desa. Karena banjir yang terjadi berturut-turut itu tidak mendapatkan penanganan, kini warga memilih berswadaya dan bergotong royong membuat saluran air menuju pantai.

Namun Perbekel Pengambengan, Samsul Anam saat dikonfirmasi Senin (26/3) kemarin justru mengaku beberapa lokasi permukiman warga yang rawan banjir tersebut telah diketahui pihak. Pihaknya membantah dika dikatakan cuek saat mendapat laporan dari warga dan mengaku saat itu memang sangat sibuk menerima tamu. “Di rumah warga itu tanahnya memang lebih rendah dibanding rumah lainnya. Dulunya lokasi itu untuk campuran buat bata di pabrik, jadi begitu. Bukan kami tidak menanggapi, tapi memang kebetulan sibuk,” kilahnya.

Pihak Desa menurutnya juga sudah berupaya mengecek dan  mengambil foto titik-titik yang rawan banjir di Pengambengan. Ia menyatakan untuk memperbaiki atau membuat drainase tidak sertamerta langsung terealisasi, namun ada tahapan. “Yang pasti kami di desa sudah berupaya. Solusinya perlu diperbaiki drainase menuju laut tapi tidak bisa langsung, harus ada tahapannya,” tandasnya.