Wiryatama: Lawan Teroris, Gempur Ideologinya | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 6 June 2018 23:38
San Edison - Bali Tribune
Nyoman Adi Wiryatama
Nyoman Adi Wiryatama

BALI TRIBUNE - Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, mengingatkan seluruh masyarakat di Pulau Dewata untuk senantiasa mewaspadai gerakan - gerakan yang berpotensi mengganggu keamanan dan kenyamanan di daerah pariwisata ini. Pasalnya sebagai daerah pariwisata, Bali sangat rentan dengan isu keamanan.

Menurut politikus PDI Perjuangan asal Tabanan itu, salah satu gerakan yang patut diwaspadai saat ini adalah terkait gerakan kelompok teror. Apalagi yang mencengangkan, teroris tidak saja terus memperbanyak personilnya, namun juga memperkuat ideologinya.

"Mereka bahkan sudah masuk kampus. Tidak saja untuk merekrut anggota, tetapi mereka juga sedang memperkuat ideologinya dengan menyasar kaum intelektual di kampus," kata Adi Wiryatama, di Denpasar, Selasa (5/6).

Ia berpandangan, yang paling ditakuti sesungguhnya bukan soal jumlah kelompok teroris yang semakin banyak. Justru yang paling berbahaya adalah ketika ideologi kelompok ini terus menguat dan sudah menguasai masyarakat kalangan intelektual.

"Ini jauh lebih berbahaya. Karena itu, mengingat ini sudah menyangkut ideologi, maka untuk perang melawan teroris itu yang paling penting adalah menggempur ideologinya. Jika ideologi mereka mampu diobrak-abrik, maka dengan sendirinya mereka akan hilang," tegas mantan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.

Bagi Adi Wiryatama, salah satu cara untuk melawan ideologi kelompok teror ini adalah dengan memperkuat nilai-nilai Pancasila yang menjadi ideologi negara. Nilai-nilai Pancasila, harus menjadi bagian dalam cara berpikir dan aktivitas keseharian masyarakat.

"Semakin kuat nilai-nilai Pancasila dibumikan, maka akan semakin sulit ideologi kelompok teror ini berkembang. Jadi ini salah satu cara untuk melawan kelompok teror, berperang dengan menggempur ideologi mereka," pungkas Adi Wiryatama, yang juga mantan Bupati Tabanan dua periode.