Wisatawan Tiongkok Dominasi ke Asia Pasifik sejak 2012 | Bali Tribune
Diposting : 1 August 2016 12:12
habit - Bali Tribune
wisatawan
DOMINAN - Di tahun 2016, wisatawan Tiongkok diperkirakan akan menghabiskan USD 45,3 miliar di negara-negara tujuan di Asia Pasifik, meningkat sebesar 18,2 persen dari total pengeluaran wisatawan di wilayah tersebut.

Jakarta, Bali Tribune

China akan terus memberi kontribusi sebagai negara dengan jumlah wisatawan terbesar ke wilayah Asia Pasifik pada tahun 2016. Menurut MasterCard Asia Pacific Destinations Index, 50,4 juta wisatawan dari China diproyeksikan akan melakukan perjalanan ke destinasi-destinasi wisata di wilayah Asia Pasifik tahun ini, atau meningkat 15,7 persen dari total kedatangan wisatawan internasional yang bermalam (international overnight arrivals) di wilayah tersebut terhitung dari kota-kota tujuan wisata.

Di tahun 2016, wisatawan China diperkirakan akan menghabiskan US$ 45,3 milyar di negara-negara tujuan di Asia Pasifik, meningkat sebesar 18,2 persen dari total pengeluaran wisatawan di wilayah tersebut. Empat dari lima negara teratas dengan kontribusi kedatangan internasional yang bermalam tertinggi untuk destinasi-destinasi di Asia Pasifik adalah dari wilayah Asia Timur – Korea Selatan (32,5 juta; 10,1 persen) peringkat kedua setelah China, diikuti oleh Taiwan (22,5 juta; 7,0 persen), Amerika Serikat (20,6 juta, 6,4 persen) dan Jepang (18,0 juta; 5,6 persen). Keempat negara Asia Timur tersebut diperkirakan akan berkontribusi sebesar 38,4 persen dari total kedatangan wisatawan internasional dan yang menginap 1 malam di wilayah tersebut pada tahun 2016.

“Dalam beberapa tahun terakhir, perpaduan wisatawan pada destinasi-destinasi utama di Asia Pasifik telah berubah secara signifikan. Hal ini mencerminkan adanya peningkatan perekonomian di China dan negara-negara berkembang lainnya di Asia. Kini di beberapa tempat di mana sebelumnya Anda mungkin secara mudah akan menemukan wisatawan dari Jepang, Hong Kong, Korea Selatan dan Amerika Serikat, kini Anda menjadi jauh lebih mudah untuk juga menemukan wisatawan dari China. Dampak dari transformasi ekonomi China dan khususnya peningkatan pendapatan merupakan pendorong terbesar pertumbuhan pariwisata global. Sementara kita memperkirakan adanya pertumbuhan yang sama dari India dan Indonesia dalam jangka panjang, serta segmen lainnya seperti pariwisata Halal, wisatawan China lebih terpusat di Asia dan mempengaruhi kondisi pasar dalam skala yang lebih besar,” ujar Matthew Driver, Executive Vice President, Global Products & Solutions, Asia Pacific, MasterCard dalam pers rilis yang diterima, Minggu (31/7) sebagaimana dikutip Warta Ekonomi.com.      

Ekspansi dramatis yang dilakukan oleh wisatawan China menuju destinasi-destinasi di Asia Pasifik dapat dilihat dari pertumbuhannya. China melesat dari posisi ke-enam sebagai kontributor wisatawan terbesar ke Asia Pasifik di tahun 2009 (5,8 persen dari total kedatangan wisatawan internasional dan yang bermalam di Asia Pasifik) hingga menempati posisi teratas di tahun 2012 dengan kontribusi sebesar 9,8 persen. China telah bertahan di posisi teratas sejak saat itu dengan 15,7 persen yang didorong oleh 25,9 persen gabungan dari rata-rata tingkat pertumbuhan per tahun (Compounded Average Annual Growth Rate – CAGR) dari 2009 hingga 2016. Sementara itu, berkebalikan dengan kondisi tersebut, Jepang mengalami penurunan kontribusi wisatawan ke destinasi di Asia Pasifik, dari posisi teratas di tahun 2009 (9,7 persen) menjadi posisi kelima di tahun 2016 (5,6 persen) dengan 1,1 persen CAGR dari 2009 sampai 2016.

Amerika Serikat berada di posisi ke-empat dan secara konsisten telah menjadi kontributor dengan peringkat tertinggi untuk negara asal non-Asia Pasifik sejak 2009. Inggris merupakan satu-satunya negara asal non-Asia Pasifik lainnya yang berada dalam peringkat 10 teratas, berada di posisi kesembilan. “Pertumbuhan ini sangat positif bagi industri pariwisata di wilayah Asia Pasifik dan masih terdapat kesempatan yang besar bagi para pelaku industri untuk memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan tersebut. Seperti negara penting lainnya, para pelaku dapat memperoleh keuntungan apabila mereka dapat mengidentifikasi segmen yang relevan dari negara tersebut untuk bisnis mereka, memahami kebutuhan mereka secara tepat dan kemudian merancang produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, melengkapi layanan yang mereka sediakan untuk segmen wisatawan penting lainnya.” Ungkapnya.