Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Peluang Penjelajahan

Bali Tribune

Oleh: Drs Putu Suasta, MA

Manusia adalah makhluk yang cepat belajar. Dengan cara begitu, manusia mengubah dunianya sendiri dan dunia di luarnya. Bagian proses inilah yang kemudian menjadi sebagian dari dasar-dasar pendidikan formal maupun informal; menjadi kesadaran kreatif bagi mereka yang berpegang kepada pendidikan sebagai edu-tainment; pun menjadi pegangan perubahan-perubahan kontemporer pendidikan terutama dalam ‘petualangan sains’.

Dalam tingkat formal, pendidikan biasanya berpegang kepada kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional. Ini biasanya berlaku kaku, statis dan acap kali ketinggalan zaman. Kurikulum nasional terlalu baku sementara zaman berkembang menyamai kecepatan jet. Kontradiksi inilah yang menyebabkan kebijakan pendidikan naional berjalan dalam irama try and error; silih-berganti seirama dengan pergantian Menteri Pendidikan.

Padahal kurikulum itu sendiri menjanjikan peluang kepada percepatan dan penjelajahan. Dilihat dari pemaknaan etimologisnya, kurikulum yang berakar pada kata currere (Latin) bermakna percepatan, penjelejahan, berlari. Ini artinya, kurikulum—yang menjadi penerjemahan kebijakan pendidikan secara nasional—harus mencerminkan makna yang dimaksud. Bahwa kemudian ada bagian yang ‘mengikat’, itu tak lebih dari sesuatu yang mendasar belaka, dan bukan kepada bagian pengembangan dan eksplorasinya.

Begitu kakunya dan sering terjadi try and error dalam kebijakan pendidikan nasional justru akhirnya membuat sejumlah pihak ‘tak sabaran’ untuk ‘keluar’ dari pembatasan-pembatasan kreatif dalam memajukan pendidikan. Kenyataan itulah yang menjadi dasar terbangunnya sekolah-sekolah akseleratif di mana mereka relatif bebas membangun kurikulumnya sendiri. Ini pula yang menjadi pertimbangan para kaum mapan untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah sejenis itu.

Maka pemerintah—jika hendak membangun dunia pendidikan—harus kembali mengevaluasi arah pendidikan nasional dengan menekankan pada kurikulum yang lebih terbuka, progresif terhadap perubahan dan memberi peluang sebesar-sebesarnya kepada penjelajahan sains, meng-create kearifan lokal dan terbangunnya lebih bebas aspek demokratis dalam dunia pendidikan nasional. Jepang menjadi hebat karena setidaknya di Asia karena negara tersebut memberi perhatian yang luar biasa kepada pendidikan nasionalnya.

Zaman berubah dan orang-orang harus mengikuti. Tapi selalu ada yang harus dipegang tetap dalam kerangka kemanusiaan. Begitu pun dalam dunia pendidikan. Segala ikhwal menemukan hal-hal barunya, apalagi kemudian hal tersebut bertransformasi secara global. Yang  paling mendasar untuk diperhatikan dalam perubahan-perubahan yang begitu cepat ialah dunia pendidikan. Di masa sekarang, lompatan-lompatan kreatif, nilai, cara pandang, hasil-hasil teknologi dan percepatan informasi menempatkan tiap bangsa berada pada kompetisi-kompetisi kultural dan intelektual.

Fakta-fakta itulah yang tak dapat disangkal. Dan pendidikan pun berada di dalam gelombang  perubahan yang sangat cepat itu. Jika pendidikan kita masih berkutat kepada kurikulum kaku, basi dan tak elastis mengakomodasi perubahan, maka bangsa kita akan sulit menjadi bagian dari pergaulan intelektual dunia. Bangsa-bangsa besar seperti yang ada di Eropa,meski dunia  pendidikan mereka telah mapan dengan kurikulum yang dibangun sangat matang, pun masih mengakomodasi peluang perubahan.

Bagi pendidikan, perubahan adalah tantangan. Perubahan memberi hal baru tiap hari. Kebaruan teknologi, kebaruan dan percepatan informasi, adab tata pergaulan dunia, sampai pada terlepasnya sekat-sekat geografis negara-negara di dunia oleh internet. Yang disebut terakhir menjadi trend terpenting menandai pergolakan kebudayaan dunia. Internet mengambil terlalu banyak arus informasi sehingga banyak hal-hal konvensional ditiadakan olehnya. Dunia perbukuan dan jurnalisme konvensional menjadi tumbang perlahan-lahan oleh kehadiran internet. Sebagian peran pos juga terkikis oleh internet. Produk-produk internet lainnya seperti  facebook, twitter, youtube, email, whatsApp dan sejumlah aplikasi  lainnya membawa perubahan signifikan bagi peradaban dunia saat ini.

Tantangan itu bukan lagi menganga di depan kita, tetapi kita telah ada di dalamnya. Harus ada good will pada lintas instansi. Karena tantangan perubahan itu tidak menyuruk pada satu sektor, melainkan menyuruk pada keseluruhan dimensi kehidupan. Dalam konteks ini, yang utama disasar ialah keberanian yang revolutif untuk mengubah tatanan sistem pendidikan. Harus diselesaikan segera kebijakan-kebijakan tumpang-tindih yang selama ini terjadi karena hal itu sungguh-sungguh menghambat progresivitas kita sebagai bangsa.

Masalahnya, bagaimana membangun kesadaran revolutif dalam dunia pendidikan kita? Dari mana memulai? Apa persoalan paling mendasar yang sesungguhnya terlupakan hingga saat ini? Apakah goal edukatif yang dikehendaki dalam jangka pendek maupun jangka panjang? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan-pertanyaan kunci yang mendorong menemukan kembali arah sistem pendidikan nasional yang kita kehendaki. Maka, di paling pucuk yang harus kita lihat adalah good will para pemegang kebijakan pendidikan.

Good will pada pemegang kebijakan pendidikan dibangun untuk menggerakkan/menyadarkan bahwa sistem pendidikan di segala jenjang harus diperiksa kembali. Tantangan perubahan demikian besar dan datang setiap hari, maka tak ada waktu lagi menunda-nunda. Yang utama hanyalah bagaimana kurikulum disusun untuk mengejar ketertinggalan kita selama ini dengan negara-negara lain. Jepang adalah representasi yang paling dekat untuk menjadi rujukan bagaimana sistem pendidikan mereka berjalan dalam dua arah; ke depan melakukan eksplorasi sains, ke dalam menanamkan dalam-dalam akar nilai  tradisi/budaya dan menjaga keutamaan budi pekerti mereka. dan Jepang berhasil melakukan hal itu.

Dalam hal budaya, kita tak jauh dari Jepang. Mereka mempunyai warisan tradisi, nilai budi pekerti dan kearifan leluhur. Pun tak ubahnya dengan kita. Yang menjadi masalah ialah bahwa kita belum optimal ‘membenamkan’ kekayaan itu ke dalam sistem pendidikan kita. Kinilah saatnya untuk membangun sistem pendidikan nasional yang lebih terbuka, eksploratif sekaligus menjaga kekayaan warisan budaya dan moral ke-Indonesiaan. Keberanian kurikulum yang lebih progresif membuka diri untuk hal-hal yang bersifat teknokratif lebih berpeluang mengantisipasi kegagapan kita dalam pergaulan teknologi yang begitu pesat berkembang saat ini.

Hari ini adalah momentum yang sangat signifikan untuk memulai, untuk berbenah, untuk menjadi permenungan mendasar dari Hari Pendidikan Nasional kita  yang jatuh pada 2 Mei 2019 ini, yakni upaya yang serius melakukan lompatan dari papan tulis ke dimensi kompugrafik, teknologi dan digitalisasi. ***  

wartawan
habit
Category

Pemkab Klungkung Daftarkan Pekerja Rentan, BPJamsostek Gianyar Sambut Baik

balitribune.co.id | Semarapura - Bupati Klungkung, I Made Satria melakukan penandatanganan (teken) Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Klungkung dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, Kamis (27/11).

Baca Selengkapnya icon click

70 Karyawan FIF Kuta Siap Jadi Pelopor #Cari_Aman di Jalan Raya

balitribune.co.id | Denpasar - Astra Motor Bali terus memperkuat komitmennya dalam membangun budaya berkendara aman dengan menggelar edukasi Safety Riding bagi karyawan Federal International Finance (FIF) Group. Bertempat di kantor FIF Kuta, sebanyak 70 peserta mengikuti sesi pembekalan keselamatan berkendara yang dirancang khusus untuk mendukung aktivitas kerja mereka yang penuh mobilitas pada Rabu (26/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

300 Lebih Warga Negara Asing Dari Berbagai Negara yang Tinggal di Karangasem Memegang KTP-EL

balitribune.co.id | Amlapura - Permohonan penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) untuk Warga Negara Asing (WNA) dari berbagai negara yang tinggal di beberapa wilayah di Kabupaten Karangasem cukup tinggi.

Baca Selengkapnya icon click

Ketua DPRD Badung Hadiri "Pesta Rakyat" Puncak Perayaan HUT Mangupura

balitribune.co.id | Mangupura - Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti menghadiri  puncak pesta rakyat perayaan HUT ke -16 Ibu Kota Mangupura, bertempat di Lapangan Mangupraja Mandala, Puspem, (22/11).

Puncak perayaan ini merupakan rangkaian Mangu Cita yang menampilkan hiburan rakyat berupa konser musik, bazzar UMKM, Moto Trail Vintage Exhibition 2025 dan kegiatan lainnya yang dipusatkan di Areal Puspem Badung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bupati Serahkan Mangupura Award, Badung Festival Inovasi, dan Adi Karya Nugraha Tahun 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri acara penyerahan Hadiah Mangupura Award, Badung Festival Inovasi, dan Adi Karya Nugraha Tahun 2025, bertempat di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, pada Kamis (27/11). Acara ini juga dirangkaikan dengan Peluncuran Inovasi Badung BRILIAN (Badung yang Berbasis Riset dan Inovasi untuk Aksi Nyata).

Baca Selengkapnya icon click

Von Dutch 'Guncang' Sanur! Gerai Lifestyle Kustom Disambut Ribuan Pengunjung

balitribune.co.id | Denpasar - Setelah Ubud, Bali Collection Nusa Dua, Oberoi Seminyak, dan Uluwatu kini Brand ikonik asal Amerika, Von Dutch hadir di Sanur. Ratusan pengunjung hadir di acara 5K Beer Run dan komunitas Sanur pada Sabtu (22/11). Gerai Von Dutch, resmi hadir di kawasan Sanur, Bali, tepatnya di Jl. Hang Tuah No. 39, Sanur, Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.