Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Membangun Solidaritas Di Tengah Badai

Bali Tribune / Putu Suasta - Alumnus UGM dan Cornell University

balitribune.co.id | Di tengah terpaan wabah Covid-19, rasanya terlalu banyak energi kita habiskan untuk berdebat apakah Indonesia perlu menerapkan kebijakan karantina atau lock down wilayah. Belajar dari pengalaman negara-negara lain, perdebatan tersebut sesungguhnya tidak relevan. Sebagian negara sukses menghentikan laju infeksi virus baru tersebut dengan menerapkan karantina, sebagian sukses tanpa menerapkannya. Sebaliknya, sebagian gagal kendati telah menerapkannya dan beberapa negara yang tidak menerapkannya masih terus menghadapi peningkatan jumlah kasus infeksi virus corona. 

China dan Taiwan adalah contoh negara yang sukses menghentikan laju penyebaran Covid-19 melalui kebijakan karantina, sementara Italia yang menerapkan strategi serupa masih menghadapi peningkatan pesat jumlah korban. Korea Selatan sejauh ini cukup berhasil menurunkan grafik pertambahan kasus infeksi virus corona tanpa kebijakan karantina, sementara Amerika Serikat yang juga tak menerapkan kebijakan karantina masih terus dihantui peningkatan pesat jumlah kasus-kasus baru.

Contoh-contoh negara yang menerapkan dan tidak menerapkan kebijakan karantina dapat kita tambahkan untuk mengamati statistik keberhasilan menahan laju penyebaran wabah covid-19, tapi segera kita akan menyadari bahwa strategi dengan atau tanpa karantina bukan jaminan sukses. Maka perdebatan tentang topik tersebut sesungguhnya tidak relevan dan lebih banyak diwarnai dengan bumbu-bumbu politik. Karena itu, jauh lebih baik jika energi kita diarahkan untuk membangun dan memperkuat solidaritas sosial sebagai kekuatan utama menghadapi terpaan badai wabah tersebut.

Salah satu faktor penting—tapi sangat sedikit diliput media—keberhasilan negara-negara yang sejauh ini sukses meredam jumlah kasus infeksi virus tersebut,  baik dengan atau tanpa karantina, adalah terbangunnya solidaritas sosial yang tinggi. Solidaritas tersebut membuat setiap orang dengan suka rela menerima pembatasan aktivitas dan pembatasan jarak,  rela ketika pendapatan ekonominya menurun drastis, rela merogoh kocek untuk membekali dirinya dan orang lain dengan alat-alat pengaman serta berbagai pengorbanan lain. Setiap orang berkorban untuk memutus rantai penularan dan berpatisipasi aktif untuk meminimalisir dampak-dampak lanjutan dari kebijakan-kebijakan pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang diterapkan otoritas.

Solidaritas sosial dalam konteks perang terhadap wabah menular mesti dibangun melalui kesadaran bahwa setiap orang memiliki tanggungjawab untuk memutus rantai penularan, bukan hanya demi  keselaman diri dan keluarganya, tetapi juga demi keselamatan orang lain. Tanggungjawab ini terdengar gampang, tetapi seringkali sulit dipraktekkan termasuk di Indonesia.

Pada kenyataannya, masih banyak masyarakat Indonesia yang merasa bahwa wabah tersebut masih jauh dari dirinya, dari keluarganya, bahkan dari lingkungannya sehingga tidak menuruti dengan serius arahan-arahan pemerintah atau lembaga-lembaga yang otoritatif tentang prosedur-prosedur perlindungan diri seperti pembatasan jarak (physical distancing), pembatasan aktivitas di luar rumah dan berbagai langkah penting lainnya. Padahal kita tahu bahaya utama dari virus baru tersebut terletak pada kemampuan menularnya yang tinggi melalui berbagai media sehingga sulit mendeteksi kapan, di mana dan bagaimana virus tersebut menjangkiti seseorang. 

Karena itu memulai dari diri kita sendiri untuk aktif melakukan upaya terbaik untuk memutus rantai penularan agar tidak sia-sia pengorbanan mereka yang terpaksa menjalani proses isolasi, para tenaga medis yang tak kenal lelah dan terutama mereka yang telah mengobarkan nyawa. Solidaritas sosial mesti dibangun melalui simpati dan empati terhadap mereka yang berkorban dan telah menjadi korban dari wabah ini.

Dari hari ke hari kita menyaksikan peningkatan signifikan kasus infeksi virus corona baik dari segi jumlah orang maupun jumlah daerah terjangkit di Indonesia. Penyebaran wabah tersebut semakin luas dari sisi cakupan wilayah di Indonesia. Sungguh semakin mendesak sekarang untuk menggelorakan penguatan solidaritas sosial, membangun kesadaran setiap orang untuk aktif memutus rantai penularan. Setiap orang mesti berkorban, minimal mengorbankan kebebasannya dalam beraktivitas, demi diri sendiri, demi keluarga dan demi sesama. Hal ini lebih mendesak untuk disuarakan lebih kuat daripada memperdebatkan apakah Indonesia perlu menerapkan kebijakan karantina atau lock down.

wartawan
Putu Suasta
Category

BWS Bali-Penida Fokus Normalisasi Sungai dan Infrastruktur Pengendali Banjir

balitribune.co.id | Denpasar - Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida tengah menyiapkan langkah serius untuk menormalisasi sejumlah sungai besar di Bali. Kepala BWS Bali-Penida, Gunawan Suntoro, menegaskan normalisasi ini mendesak dilakukan menyusul tingginya curah hujan yang berpotensi menimbulkan banjir.

Baca Selengkapnya icon click

Tim Gabungan BPBD Terus Sisir Sungai Pascabanjir

balitribune.co.id | Denpasar - Tim gabungan BPBD dan perkumpulan penyelam Desa Serangan melakukan penyisiran korban banjir bandang di aliran Tukad Badung di kawasan Istuari Dam Suwung, Rabu (17/9). Penyisiran yang melibatkan 9 penyelam secara bergantian, terus dilakukan sejak pagi selama dua hari ini di lokasi yang sama. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Dapur Umum Korban Banjir di Pulau Biak I Masih Berlangsung

balitribune.co.id | Denpasar - Salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang pada 10 September 2025 lalu adalah warga Jalan Pulau Biak I dan II dimana kawasan ini genangan air mencapai setinggi rumah. Pemukiman padat penduduk ini memutuskan untuk membuat dapur umum di kamp yang sebelumnya jadi tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya icon click

BPR Lestari Bali Lanjutkan Aksi Peduli untuk Warga Terdampak Banjir Denpasar

balitribune.co.id | Denpasar - Dampak banjir bandang yang melanda sejumlah titik di Kota Denpasar masih terasa hingga kini. Lumpur dan sampah yang menumpuk membuat warga kesulitan membersihkan lingkungan mereka.

Sebagai bentuk kepedulian, BPR Lestari Bali kembali turun langsung membantu warga pada Selasa (16/9). Kali ini, aksi gotong royong difokuskan di Jalan Glogor Carik dan Perumahan Griya Selaras, Ubung Kaja.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pemkab Karangasem Dorong Sinergi Jaringan Komunikasi, Biznet Siap Dukung Program Pemerintah

balitribune.co.id | ​Amlapura - Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karangasem, I Ketut Sedana Merta, menerima audiensi dari pihak Biznet di ruang rapat Sekda pada Senin, (15/9/2025). Pertemuan ini didampingi langsung oleh perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).

Baca Selengkapnya icon click

Tinjau Lokasi Bencana, Bupati Sanjaya Pastikan Bantuan dan Solusi Jangka Panjang

balitribune.co.id | Tabanan – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama jajaran Pemkab Tabanan meninjau langsung lokasi bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Desa Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kediri, Tabanan, Rabu (17/9). Hujan deras disertai angin kencang yang melanda kawasan tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan pada infrastruktur dan rumah warga.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.