balitribune.co.id | Mangupura - Rencana pembukaan border internasional pada 14 Oktober 2021 disambut baik oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan Pesedahan Kabupaten Badung. Instansi ini berharap dibukanya penerbangan internasional ini bisa kembali menggeliatkan dunia pariwisata yang menjadi sektor andalan Kabupaten Badung.
Pasalnya, selama pandemi pendapatan dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR) turun drastis. Kepala Bapenda Badung I Made Sutama menyatakan, kebijakan yang diambil pemerintah pusat ini, menurutnya setidaknya memberikan angin segar bagi pelaku pariwisata yang hampir selama 2 tahun mati suri akibat pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan dapat membangkitkan ekonomi dan mendatangkan wisatawan asing untuk berlibur ke Bali,” ujarnya baru-baru ini.
Terkait pendapatan daerah, menurut Sutama memang tidak mungkin bisa cepat pulih seperti sebelum pandemi, namun pembukaan border internasinal membawa harapan dan optimisme untuk peningkatan pendapatan daerah dari PHR.
“Yang jelas ada harapan untuk peningkatan PHR, meski untuk kembali pada kondisi sebelum pandemi dibutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Tapi kami tetap optimis semuanya akan kembali pulih,” tegas pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan ini.
Untuk menggenjot PAD selama pandemi, pihaknya mengaku sangat berhati-hati. Pasalnya, tidak mungkin terlalu menekan wajib pajak (WP), khususnya dalam penagihan piutang pajak. “Jangankan untuk membayar piutang pajak, banyak WP sampai menutup sementara operasional lantaran tidak ada pendapatan,” terangnya.
Namun, jika kondisi sudah normal, maka tegas mantan Kepala BPPT Badung ini pihaknya akan kembali menggencarkan penagihan piutang pajak. Pasalnya, utang tersebut merupakan kewajiban WP kepada pemerintah yang harus diselesaikan.
“Selama ini kami sudah beri keringanan untuk mencicil, nanti tentu kami gencarkan lagi. Dan mereka harus menyelesaikan,” papar Sutama, sembari menambahkan bahwa selama anjloknya PHR pendapatan daerah Badung sedikit terbantu dengan pajak BPHTB. Pasalnya rata -rata perbulan selama pandemi setoran pajak ke kas daerah Rp 60 -70 miliar. Bahkan, pada bulan September lalu mencapai Rp 200 miliar.
”Dengan pembukaan pariwisata di Bali, baik untuk domestik maupun internasinal, kami harapkan pendapatan daerah bisa kembali meningkatkan,” pungkas Sutama.