Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tur Budaya Tenun Memperkaya Wawasan Turis

Bali Tribune/ KAIN TENUN - Perajin saat menenun kain tenun khas Bali yang dibuat secara tradisional











balitribune.co.id | Gianyar - Pakaian dan kain yang digunakan dalam berbagai upacara adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang Bali selama ribuan tahun. Salah satu akomodasi wisata di Ubud Kabupaten Gianyar mempersembahkan kegiatan terbaru untuk tamu yang menginap yakni Tur Tenun Cagcag tradisional.

Tenun Cagcag adalah kain tenun khas Bali yang dibuat secara tradisional dan diwariskan secara turun temurun sejak zaman kerajaan. Seiring pergantian waktu, perajin Tenun Cagcag tradisional semakin langka karena tergantikan dengan mesin tenun otomatis. Pengelola akomodasi mengundang tamu untuk mengenal lebih dekat tentang warisan budaya Bali ini.

Proses pembuatan tenun Cagcag ini dilakukan dengan tangan dan menggunakan alat tenun tradisional khas Ubud. Di masa lampau, kain tenun ini hanya diperuntukan kepada keluarga kerajaan dan bangsawan Bali, terutama dalam acara upacara keagamaan. Nama "Cagcag" berasal dari bunyi benturan kayu saat perajin menenun benang menjadi kain.

Menggunakan benang pewarna alami dari tumbuhan dan tenunan tangan, kain yang dihasilkan memiliki pola indah dan unik. Motif, warna, dan pola pada kain ini sangat istimewa, terkadang terinspirasi oleh flora dan fauna sekitar perajin. Tamu diajak berkunjung ke rumah penenun dan menyaksikan secara langsung proses tenun Cagcag Bali yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur.

Penenun akan berbagi cerita mengenai kisah, fungsi dan filosofi dibalik setiap jenis Tenun Cagcag. Dengan latar belakang pemandangan pedesaan Ubud yang menenangkan, Tur Tenun Cagcag tradisional menghadirkan pengalaman liburan yang edukatif, dan inspiratif.

General Manager akomodasi yang menghadirkan Tur Tenun Cagcag, Ryuichi Karakawa mengatakan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari inisiatif untuk memperkenalkan The Unknown Ubud, yaitu tentang kekayaan budaya Bali yang belum banyak dikenal wisatawan. Inisiatif ini juga bertujuan untuk mendukung pelestarian warisan budaya Bali yang hampir tenggelam ditelan perubahan zaman.

"Kami memperkenalkan tradisi Bali yang unik kepada tamu kami melalui Tur Tenun Cagcag tradisional ini. Kegiatan ini menggambarkan metode dan keahlian penenunan yang diwariskan secara turun temurun antar keluarga penenun. Melalui tur budaya tenun tradisional ini, kami berharap dapat berperan dalam menjaga pengetahuan dan kekayaan budaya yang semakin langka ini untuk generasi mendatang," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tur budaya tenun tradisional ini tersedia mulai 7 September 2023. Selama Tur Tenun Cagcag, tamu akan mendapatkan fasilitas berupa antar-jemput ke rumah perajin tenun, pemandu tur, demonstrasi dan kesempatan mencoba peralatan tenun tradisional, serta menikmati makanan tradisional ringan dihidangkan bersama teh/kopi sembari beramah tamah dengan penenun.

wartawan
YUE
Category

Tok! Polresta Denpasar Larang Kembang Api di Malam Tahun Baru, Izin yang Sudah Terbit Akan Dicabut

balitribune.co.id | Denpasar - Warga Denpasar dipastikan tidak akan disuguhi pesta kembang api pada pergantian malam pergantian Tahun Baru 2026. Seiring pihak kepolisian Polresta Denpasar menegaskan tidak akan memberikan izin yang dikeluarkan untuk penggunaan kembang api. Kepastian ini disampaikan Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi menyusul terbitnya instruksi dari Kapolri Jenderal Pol.

Baca Selengkapnya icon click

Laksanakan Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun, Gubernur Koster Matur Piuning di Pura Besakih

balitribune.co.id | Amlapura - Gubernur Bali Wayan Koster bersama jajaran Pemprov Bali, Rabu (24/12/2025) pagi melaksanakan persembahyangan bersama sekaligus prosesi Matur Piuning di Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, sebagai penanda diresmikannya pelaksanaan Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun 2025–2125.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tren Pariwisata Global 2026, Wisatawan Menghindari Destinasi Padat

balitribune.co.id | Mangupura - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia melihat tren wisata global pada tahun 2026 cenderung untuk melepaskan diri dari stres. Orang-orang dari berbagai negara akan mencari tempat wisata atau destinasi yang benar-benar menghadirkan ketenangan dan pemulihan mental.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.