
balitribune.co.id | Mangupura - Gubernur Bali, Wayan Koster akan melakukan pola gotong royong saat pembangunan jalan baru atau underpass di sejumlah titik di Badung dan Denpasar. Pola gotong royong tersebut dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Badung dalam hal mengatasi kemacetan di Bali, khususnya wilayah Denpasar dan Badung.
Pihaknya berharap pada 2026 rencana pembangunan jalan ataupun underpass ini bisa mulai diselesaikan, sehingga pada 2028 bisa tuntas. "Harapan kami sebelum pemerintahan saya berakhir, ini semua sudah tuntas," katanya saat menghadiri Rakerda III Asita Bali 2025 di Badung, Kamis (27/2).
Pembangunan jalan baru dan underpass ini akan dibagi dengan Pemerintah Kabupaten Badung dan Pemerintah Kota Denpasar. Pemerintah Provinsi nantinya akan membangun satu underpass, Denpasar satu underpass dan Badung dengan perolehan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) paling besar menurutnya bisa paling banyak mengambil alih pembangunan. "PHR Badung yang mencapai Rp6,5 triliun, kalau Rp1 triliun untuk infrastruktur dalam 4 tahun selesai semua tanpa harus menunggu APBN," katanya.
Pembangunan pola gotong royong ini menjadi fokus yang akan dilakukan pada 3 tahun kedepan. Hibah ke desa-desa rencananya akan dikendalikan untuk menjalankan fokus pembangunan infrastruktur tersebut. "Kemacetan harus diatasi. Hibah ke desa-desa itu akan kita kendalikan dulu. Tiga tahun kedepan fokus pembangunan infrastruktur," imbuh Gubernur Koster.
Adapun jalan baru dan underpass yang dirancang yaitu jalan Sunset Road – Mahendradatta, Gatot Subroto Barat – Canggu, Underpass Ahmad Yani, Underpass Tohpati, Simpang Akasia – Simpang Padanggalak.