
balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat disertai angin puting beliung yang menerjang sebagaian besar wilayah di Kabupaten Karangasem memicu terjadinya pohon tumbang dan rusaknya sejumlah bangunan milik warga. Satu orang korban pengendara sepeda motor dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa tiang listrik PLN bertegangan tinggi yang roboh akibat terjangan angin puting beliung pada Rabu (19/3) petang.
Saat itu korban yang belakangan diketahui bernama I Nengah Suari (56) warga asal Desa Gumung, Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem, pada sekitar pukul 04.00 Wita, mengendarai sepeda motor melintas di jalan desa di tengah situasi hujan disertai angin puting beliung.
Saat melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba tiang listrik PLN bertegangan tinggi di sisi kanan jalan patah dan roboh dan menimpa korban. Sementara sejumlah warga yang berada di dekat lokasi kejadian tidak berani mendekat karena aliran listrik masih menyala. Anak korban yang melihat kejadian langsung menangis histeris hingga jatuh pingsan, sementara pproses evakuasi tubuh korban baru bisa dilaksanakan setelah petugas dari PLN tiba untuk memutus aliran listrik.
Sejumlah anggota polisi bersama petugas dari BPBD Karangasem dibantu warga setempat berhasil mengevakuasi tubuh korban dan selanjutnya dilarikan ke RSUD Karangasem. Namun sayangnya nyawa korban tidak bisa diselamatkan, korban diperkirakan sudah meninggal dunia di lokasi kejadian.
Pada hari yang sama, terjangan hujan dan angin kencang juga merubuhkan bangunan pelinggih di Pura Puseh, Desa Adat Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem. Adapun palinggih yang roboh yakni Meru tumpang dan Bale tunjuk. Ambruknya pelinggih di Pura Puseh tersebut terjadi sekitar Pukul 10.30 Wita, pada saat itu Ni Nengah Sri Tileh yang merupakan warga setempat hendak melaksanakan persembahyangan dalam rangka matur piuning di pura tersebut. Warga tersebut kaget setelah melihat bangunan pelinggih meru tumpang 11 dan bale tunjuk dalam keadaan roboh. Selanjutnya ia menghubungi Babinkamibmas Desa Tianyar Barat dan selanjutnya dilaporkan ke Polsek Kubu.
Akibat kejadian tersebut Pengempon Pura Puseh Desa Adat Munti Gunung mengalami kerugian sebesar Pp. 600 juta. Potensi bencana yang diakibatkan oleh hujan lebat dan angin kencang di Kabupaten Karangasem masih cukup tinggi. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa menyebutkan berdasarkan prakiraan cuaca yang diterima dari Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, potensi hujan masih terjadi dengan kecepatan angin dari barat daya mencapai 07 hingga 40 Kilometer perjam.
Dalam dua hari terakhir ini yakni dari rabu hingga kamis hari ini BPBD Karangasem mencatat ada puluhan laporan kejadian bencana pohon tumbang yang menimpa bangunan milik warga, 19 kejadian di antaranya terjadi Rabu (19/3/2025) dengan total mencapai ratusan juta rupiah. “Potensi terjadinya hujan dan angin kencang seperti yang terjadi sekarang ini masih cukup tinggi. Karenanya kami menimbau warga untuk waspada dan sebaiknya tidak keluar rumah saat terjadi hujan dan angin kencang, jika tidak ada keperluan mendesak,” imbaunya.
Untuk mengantisipasi bencana tersebut, BPBD Karangasem telah menyiagakan seluruh personil dan peralatan yang diperlukan yang bisa bergerak cepat melakukan penanganan di sejumlah titik dalam waktu bersamaan.