
balitribune.co.id | Badung - Kendati terdapat indikasi sebagian wisatawan yang berada di Bali lebih memilih menginap di rumah kost elit atau akomodasi alternatif lainnya, pengelola kawasan hotel di Nusa Dua Kabupaten Badung mengakui tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di Nusa Dua pada tahun 2025 ini masih di angka wajar. Pengelola kawasan pariwisata inipun menampik hotel sepi ditengah pesatnya pertumbuhan pariwisata Bali. "Akhir-akhir ini di Bali, hotel dikabarkan sepi padahal tamu ramai, hal ini tidak terjadi di kawasan yang kami kelola," ujar pengelola kawasan Nusa Dua, Troy Reza Warokka di kawasan setempat, Badung beberapa waktu lalu.
Selaku pengelola kawasan pariwisata dengan sejumlah hotel/vila berbintang kelas mewah di Nusa Dua, kerap berupaya memastikan tingkat hunian tetap terjaga. Hal itu dengan melakukan berbagai strategi yang diterapkan untuk mempertahankan daya tarik hotel-hotel mewah, mulai dari peningkatan layanan hingga menghadirkan berbagai atraksi menarik dan kegiatan atau event eksklusif sebagai konten maupun bagian dari pengalaman wisata kepada wisatawan di dalam kawasan tersebut. "Kami kerap menghadirkan berbagai event baik nasional dan internasional. Hal itu yang membuat okupansi tetap stabil," katanya.
Seperti diketahui, industri pariwisata Bali terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hal itu dapat dilihat dari data Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang menjadi pintu masuk wisatawan dari berbagai negara ke Bali. Pada periode Januari hingga Maret 2025, pihak bandara setempat mencatatkan pelayanan kepada 5.208.342 penumpang secara keseluruhan dan 32.669 pergerakan pesawat. Jumlah pelayanan penumpang tersebut meningkat 0,5 persen jika dibandingkan triwulan pertama tahun 2024 yakni terdapat pelayanan kepada 5.182.838 penumpang dengan 33.265 pergerakan pesawat.
Dari jumlah 5,2 juta penumpang tersebut, secara rinci Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melayani 3.295.693 penumpang internasional dan 1.912.649 penumpang domestik. Kemudian terdapat pelayanan 18.489 pergerakan pesawat internasional dan 14.180 pergerakan pesawat domestik di sepanjang tahun 2025 hingga bulan Maret.
Troy pun mengungkapkan data untuk menepis anggapan bahwa pariwisata di Pulau Dewata masih sepi. Hal ini dibuktikan dengan data tingkat hunian hotel/vila bintang 5 di kawasan Nusa Dua yang mencatat rata-rata okupansi mencapai lebih dari 70 persen. Angka ini menunjukkan bahwa wisatawan masih menjadikan hotel/vila berbintang sebagai pilihan utama untuk menikmati pengalaman eksklusif saat berlibur di Bali.
Pengelola kawasan dan hotel-hotel yang ada di Nusa Dua Bali memahami pentingnya inovasi dalam industri pariwisata. Sejumlah langkah strategis pun telah dilakukan guna menjaga minat wisatawan utamanya turis asing untuk tetap memilih hotel sebagai akomodasi wisata saat berlibur di Bali dibandingkan opsi lainnya. Saat ini terdapat 21 hotel/vila berbintang kelas mewah di kawasan pariwisata Nusa Dua dengan 5.000 kamar hotel.