
balitribune.co.id | Mangupura - Jumlah kunjungan wisatawan di Objek Wisata Alas Pala Sangeh mengalami peningkatan selama libur panjang Idul Adha kemarin. Namun, wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam dan keluncuan kera-kera di obyek wisata yang terletak di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung itu didominasi oleh wisatawan mancanegara. Tiap harinya ratusan wisatawan asing terdata sebagai pengunjung obyek wisata itu.
Ketua Pengelola Objek Wisata Sangeh, Ida Bagus Gede Pujawan menyatakan tingkat kunjungan wisatawan ke Obyek Wisata Alam Sangeh memang bertambah dari hari biasanya. Rata-rata jumlah kunjungan antara 300 sampai 500 orang per harinya.
"Memang jumlah kunjungan ada peningkatan dari hari biasa. Rata-rata 300 sampai 500 per hari," ungkapnya, Senin (9/6).
Naiknya tingkat kunjungan ini terjadi sejak awal Juni 2025. Pada Minggu 1 Juni 2025 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 386 orang dengan rincian, 22 anak-anak dan 364 dewasa. Berbeda dengan wisatawan domestic, dewasa hanya 86 dan anak-anak 18 orang.
Kunjungan kian meningkat pada 6 Juni 2025. Kalau itu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 527 orang dengan rincian dewasa 504 dan anak-anak 23 orang. Namun domestik malah menunjukkan penurunan yakni dewasa 76 orang dan anak-anak 9 orang.
"Kami bersyukur obyek wisata Sangeh masih dilirik. Meskipun masih didominasi oleh wisatawan mancanegara," katanya.
Gus Pujawan berharap kunjungan wisatawan mancanegara ke obyek wisata ini bisa membludak saat libur sekolah mendatang. Pasalnya, bila berkaca dari tahun lalu, pada bulan Mei saja jumlah kunjungan sangat tinggi. Yakni mencapai ribuan orang. Meliputi 12.379 untuk wisatawan mancanegara dewasa dan anak-anak 478. Sementara jumlah kunjungan wisatawan domestik 2.558 untuk dewasa dan anak-anak 316 orang.
“Untuk domestik kita menunggu momen libur sekolah. Semoga nanti mengalami peningkatan,” tegasnya.
Gus Pujawan mengakui tingkat kunjungan ke Obyek Wisata Sangeh sangat dipengaruhi oleh cuaca. Bila cuaca ekstrim seperti hujan dan angin kencang, wisatawan memang lebih sedikit berkunjung. Pihak pengelola juga bisa melakukan penutupan sementara kawasan obyek apabila cuaca dinilai tidak mendukung. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Mengingat obyek wisata Sangeh dipenuhi pohon-pohon besar yang rawan ketika diterjang hujan dan angin kencang.
“Kalau hujan lebat kita sistemnya buka tutup. Ini demi keamanan dan keselamatan bersama. Astugkara, selama ini aman-aman saja," tukasnya.